Berbicara tentang pupuk bokasi, pasti setiap kita akan mengkaitkannya dengan urusan pertanian. Tidak demikian dengan apa yang kami alami,  saat praktik keperawatan komunitas. Pupuk bokasi tidak hanya bermanfaat untuk menyuburkan tanaman, tetapi juga dapat mengatasi masalah kesehatan lingkungan, dan menambah penghasilan masyarakat.

Keperawatan komunitas merupakan suatu kesatuan dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat. Dengan tujuan, meningkatan serta memelihara kesehatan masyarakat. Sasaran keperawatan komunitas adalah semua masyarakat baik sehat maupun sakit, di mana di dalamnya termasuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan komunitas itu sendiri.

Masalah yang ditemukan dalam keperawatan Komunitas sangat kompleks. Sehingga, dalam melaksanakan intervensi keperawatan, perawat tidak bisa bekerja sendiri, peran lintas sektor dan masyarakat pun tidak boleh diabaikan. Masyarakat dan lintas sektor, adalah mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.

Salah satu contoh kegiatan yang kami lakukan saat praktik keperawatan komunitas adalah Pembuatan pupuk bokasi. Kegiatan ini bermula dari hasil pengkajian yang kami lakukan di awal kegiatan praktik komuntias. Pengkajian dilakukan dari rumah ke rumah. Adapun, salah satu masalah yang dikaji adalah penyakit berbasis lingkungan atau penyakit yang disebabkan karena lingkungan yang kurang bersih. Penyakit tersebut diantaranya  ISPA, Diare, DBD, Malaria, dll.

Setelah pengkajian, kami melakukan tabulasi data. Dari hasil tabulasi data, didapatkan masalah kesehatan lingkungan. Dimana, banyak ternak yang di pelihara di dekat rumah. Kandang ternak sapi dibuat di dekat rumah. Kondisi kandang kotor dan kotoran ternak tidak diolah dengan baik. Hal ini dapat menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap kesehatan.

Kemudian, masalah kesehatan yang ditemukan tersebut, kami tampilkan dan kami bahas bersama masyarakat dalam kegiatan Musyawarah Mufakat I (MMD I).  Dari  hasil diskusi bersama masyarakat, ditemukan kesepakatan bahwa akan dilakukan pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk atau membuatan pupuk bokasi.

 

Dalam pembuatan pupuk bokasi ini, kami selalu berkoordinasi dengan Lintas sektor bidang pertanian di tingkat kecamatan.  Tujuannya, agar dapat menjadi narasumber dalam pembuatan pupuk bokasi.

Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu kami melakukan penyuluhan tentang pentingnya kandang bersih dan sehat.. Selanjutnya, sosialisasi tentang cara pembuatan Bokasi oleh petugas pertanian kecamatan.

Kemudian, bersama masyarakat melakukan pembuatan pupuk bokasi. Adapun bahan-bahan yang digunakan seperti, kotoran ternak, daun-daun hijau, sekam, EM4 dan gula air. Bahan tersebut disiapkan oleh masyarakat. Setelah itu, bahan-bahan tersebut dicampur sesuai takarannya. Kemudian dimasukkan ke dalam karung-karung kecil lalu didiamkan selama kurang lebih 1 minggu.  Campuran yang sudah di dalam karung tersebut di bolak-balik setiap pagi dan sore agar mendapat hasil yang maksimal.

Setelah berhasil, pupuk tersebut dapat dimanfaatkan dengan cara dijual dan dimanfaatkan untuk pupuk tanaman di sekitar rumah.

Selain bermanfaat untuk mengatasi kesehatan lingkungan, bermanfaat juga untuk pupuk tanaman dan peningkatan penghasilan masyarakat.

Penulis: Lusia Dalong (DPD PPNI Kab. Kupang)

(Tulisan ini merupakan bagian dari kegiatan lomba yang diselenggarakan Bidang Penelitian, Informasi dan Komunikasi DPW PPNI NTT sebagai tindak lanjut Pelatihan Jurnalistik Dasar PPNI NTT)

Artikulli paraprakMelius Mauloko, Perawat Teladan Tingkat Provinsi NTT
Artikulli tjetërHIPGABI NTT Beri Pelatihan BTCLS untuk Alumni Ners Poltekkes Kemenkes Kupang