Dewan Pengurus Komisariat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPK PPNI) RSUD SK Lerik bekerja sama dengan DPW PPNI Provinsi NTT menyelenggarakan pelatihan keperawatan pada Selasa (01/11/2022) yang berlangsung di selasar RSUD SK Lerik, Kota Kupang, NTT.
Pelatihan bertajuk “Implementasi Model Perilaku Caring Perawat Berbasis Budaya Masyarakat NTT dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Pasien di Rumah Sakit” itu dipandu pewara Sifra Adolfina Tafui, S.Kep.,Ns.
Seremonial pembukaan diawali dengan laporan ketua panitia, Duwi Ani Puspita Wati, S.Kep.,Ns. Menurutnya, kegiatan yang diikuti oleh seluruh perawat RSUD SK Lerik itu bertujuan untuk meningkatkan kompetensi perawat, sehingga bisa memberikan pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat.
Ketua DPW PPNI Provinsi NTT, Aemilianus Mau, S.Kep.,Ns, M.Kep, menjelaskan bahwa pelatihan keperawatan itu merupakan langkah awal implementasi model caring perawat yang rencananya akan berlangsung selama 3 bulan di RS tersebut. Menurutnya, model caring perawat itu sangat penting diterapkan dalam asuhan keperawatan, karena bisa meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RS dan pada gilirannya memberi kepuasan bagi masyarakat pengguna jasa.
“Berdasarkan penelitian, penerapan perilaku caring perawat di rumah sakit hanya 34%. Padahal, perawat sudah mempelajarinya penting perilaku caring ini sejak kuliah, tapi kurang diimplementasikan dengan baik pada tatanan praktik,” kata Ketua DPW PPNI Provinsi NTT yang biasa disapa Pak Willy itu.
Karena itu, selama menempuh studi pendidikan doktoral di Fakultas Ilmu Keperawat Universitas Indonesia (FIK UI), Pak Willy melakukan riset dan mengembang model perilaku caring perawat berbasis budaya masyarakat NTT. Saat ini model praktiknya sudah siap, sehingga Pak Willy melakukan kerja sama dengan DPW PPNI NTT dan DPK PPNI RSUD SK Lerik dalam penerapannya di rumah sakit.
Menurut Pak Willy, perilaku caring merupakan ciri khas perawat atau karakter yang membedakan perawat dengan profesi yang lain. Tapi sayangnya, tidak semua perawat tahu, mau dan mampu melaksanakannya. Karena itu, sebagai akademisi sekaligus aktivisis dalam organisasi profesi perawat PPNI, Pak Willy berkomitmen untuk terus melakukan pendampingan perawat dalam meningkatkan kualitas pelayanan melalui budaya caring.
“Kita harus hidupkan lagi perilaku caring ini sebelum nanti diklaim profesi lain. Perawat itu selalu identik dengan caring sejak dulu,” tegas Pak Willy.
Pak Willy menjelaskan, penerapan model caring perawat di RSUD SK Lerik akan dilaksanakan di 5 ruang rawat inap. Menurutnya, jika model praktik yang telah dikembangkannya itu berjalan sesuai harapan, maka RSUD SK Lerik bisa menjadi magnet hopital, yaitu rumah sakit yang selalu menjadi pilihan pertama dari warga Kota Kupang.
“Kita saat ini menjadi pelaku sekaligus sebagai pewaris. Karena itu, kita tingkatkan lagi perilaku caring dalam memberikan asuhan keperawatan, sehingga nantinya budaya tersebut bisa diwariskan untuk generasi perawat yang akan datang,” tutupnya di akhir sambutan pembukaan.
Direktris RSUD SK Lerik, drg. Dian Arkaing mengapresiasi dan sangat mendukung kegiatan positif yang dilakukan perawat di bawah naungan organisasi PPNI tersebut. Menurutnya, salah satu komplain yang sering didengarnya dalam rapat lintas stakeholder adalah masalah rendahnya perilaku caring perawat maupun profesi kesehatan yang lain.
Karena itu, drg. Dian Arkaing mengingatkan perawat yang menjadi peserta pelatihan untuk mengikuti kegiatan dengan serius dan langsung menerapkannya dalam praktik. Apalagi menurutnya RSUD SK Lerik memiliki moto yang sejalan dengan perilaku caring perawat tersebut, yaitu: memberi pelayanan dengan kasih.
“Saya berharap pelatihan ini memberi dampak yang baik untuk rumah sakit. Kita akan evaluasi setelah 3 bulan, semoga bisa menurunkan keluhan masyarakat. Semoga pelatihan baik ini bisa diterakan dan ruma sakit kita menjadi pilihan utama bagi masyarakat,” tutup drg. Dian Arkaing.
Setelah seremonial pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh narasumber utama: Aemilianus Mau, S.Kep.,Ns, M.Kep. Pelatihan awal itu dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berlansung antara 09.00-12.00 WITA. Kemudian dilanjutkan sesi kedua untuk perawat yang sebelumnya dinas pagi, berlangsung antara pukul 13.00-16.00 WITA.
Ketua DPK PPNI RSUD SK Lerik, Irene Florentina Nahak, S.Kep.,Ns, pada acara penutupan mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang telah berbagai ilmu dan pengalaman. Menurutnya, materi yang disampaikan Pak Willy sangat bermanfaat bagi perawat, khususnya anggota DPK PPNI RSUD SK Lerik.
“Semoga kegiatan seperti ini terus kita lakukan bersama, sehingga perawat bisa menjadi profesi yang bisa memberikan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat, dan citra perawat maupun rumah sakit makin bagus,” tandasnya.
Saverinus Suhardin (Infokom DPW PPNI NTT)