Home Info Sehat Potensi dan Strategi Penanganan Kebencanaan di NTT

Potensi dan Strategi Penanganan Kebencanaan di NTT

0
47

Oleh: Marikxen E. Lonakoni, S.Kep.,Ns

(Perawat di RSUD Prof. Dr. W.Z, Johannes Kupang; Sekretaris II DPW PPNI NTT; Sekretaris HIPGABI NTT)

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di sebelah tenggara Indonesia, berbatasan dengan Laut Flores di sebelah Utara, Samudera Hindia di sebelah Selatan, Timor Leste di sebelah Timur, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat di sebelah Barat. Wilayah ini terdiri atas 1.192 pulau, sebagian besar tidak berpenghuni, dengan lima pulau besar yang dikenal sebagai ‘Flobamorata’, termasuk Pulau Flores, Sumba, Timor, Alor, dan Lembata. NTT resmi menjadi provinsi pada tahun 1958 berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 1958, dipecah menjadi tiga provinsi, yakni NTT, Nusa Tenggara Barat, dan Bali. Pada awal diresmikannya NTT, wilayah administratif NTT terdiri atas 12 daerah Kabupaten/Kota, yang kemudian bertambah hingga tahun 2019 dengan jumlah 21 Kabupaten dan 1 Kota[2].

Kebencanaan Alam

NTT memiliki potensi kebencanaan alam yang signifikan. Salah satu contoh adalah Badai Siklon Tropis Seroja pada tahun 2021 yang menyebabkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa. Penanganan bencana tersebut dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan dukungan infrastruktur sumber daya air, termasuk rehabilitasi jaringan primer daerah irigasi, sungai, dan pantai, serta akses air baku untuk permukiman[1].

Banjir

Banjir adalah salah satu kebencanaan yang sering terjadi di NTT. Pada tahun 2024, banjir melanda dua lokasi di Manggarai NTT, menyebabkan rusaknya infrastruktur dan korban jiwa. Banjir tersebut disebabkan oleh cuaca ekstrem dan hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi selama beberapa hari terakhir. Imbas dari banjir tersebut, sekitar 105 hektare lahan sawah bawang terendam, serta korban jiwa dan kerugian materiil yang signifikan[3].

Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan dan lahan di NTT juga menjadi salah satu kebencanaan yang sering terjadi. Pada tahun 2023, lebih dari 50.000 hektar hutan di NTT terbakar sejak Januari-Agustus 2023, dengan kasus terbesar terjadi Mei-Agustus saat kawasan NTT mulai mengalami kekeringan. Kebakaran hutan tersebut berdampak pada rusaknya infrastruktur dan korban jiwa[4].

Tsunami

Tsunami juga menjadi salah satu kebencanaan yang potensial di NTT. Wilayah ini berbatasan dengan Samudera Hindia, yang membuatnya rentan terhadap gempa bumi dan tsunami. Strategi penanganan bencana tsunami di NTT melibatkan koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi bencana untuk mengantisipasi dan menghadapi bencana tersebut.

Longsor

Longsor juga menjadi salah satu kebencanaan yang potensial di NTT. Wilayah ini memiliki topografi yang berbukit-bukit dan curam, membuatnya rentan terhadap longsor. Strategi penanganan bencana longsor di NTT pada dasarnya sama yakni melibatkan koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi bencana untuk mengantisipasi dan menghadapi bencana tersebut.

Strategi Penanganan Kebencanaan

Strategi penanganan kebencanaan di NTT melibatkan beberapa langkah, termasuk:

  1. Komitmen Kebijakan Kebencanaan: Tata kelola kelembagaan kebencanaan Kementerian PUPR yang melibatkan struktur Satgaslak, acuan regulasi, dan pendekatan Build Back Better.
  2. Pengadaan Barang dan Jasa: Pengadaan barang dan jasa dalam penanganan keadaan darurat, termasuk infrastruktur sumber daya air, rehabilitasi jaringan primer daerah irigasi, sungai, dan pantai, serta akses air baku untuk permukiman.
  3. Kehadiran Negara: Kehadiran negara di NTT melalui langkah respon, termasuk sumber daya air, bina marga, cipta karya, dan perumahan.
  4. Good Delivery, Good Governance: Penanganan bencana yang dilakukan dengan baik dan berkelanjutan, serta pemerintahan yang baik dan transparan.
  5. Belajar dari Bumi Nusa Tenggara: Belajar dari pengalaman bencana di NTT untuk meningkatkan kemampuan penanganan bencana di masa depan.

Dalam penanganan kebencanaan di NTT, peran pemerintah, masyarakat, dan organisasi bencana sangat penting. Dengan strategi penanganan yang baik dan berkelanjutan, NTT dapat mengurangi dampak kebencanaan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Referensi :

[1] https://data.pu.go.id/sites/default/files/Buku%20Penanganan%20Bencana%20NTT%20NTB%20Tahun%202021_draft.pdf

[2] https://localisesdgs-indonesia.org/profil-tpb/profil-daerah/17

[3] https://www.youtube.com/watch?v=iadmAgU6Ivc

[4] https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/09/15/50397-hektar-hutan-dan-lahan-di-ntt-terbakar

[5] https://www.cnbcindonesia.com/news/20240324103306-4-524883/breaking-news-gempa-besar-guncang-ntt-magnitudo-61

[6] https://parekrafntt.id/bacaartikel?id_artikel=118

[7] https://perkim.id/profil-pkp/profil-provinsi/profil-perumahan-dan-kawasan-permukiman-provinsi-nusa-tenggara-timur/

[8] https://www.cnbcindonesia.com/news/20210405152748-4-235357/banjir-bandang-2021-terbesar-di-ntt-dalam-1-dekade

[9] https://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/7397/klhk-bahas-karhutla-hingga-konservasi-satwa-di-ntt

[10] https://www.esdm.go.id/id/media-center/news-archives/diguncang-gempa-62-sr-masyarakat-ntt-diminta-waspadai-gempa-susulan

[11] https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/11/20/kajian-risiko-bencana-menjadi-acuan-pembangunan-di-ntt

[12] https://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Timur

[13] https://mediaindonesia.com/nusantara/597949/waspadai-kebakaran-hutan-dan-lahan-di-ntt

[14] https://ntt.bps.go.id/indicator/155/706/1/jenis-bencana-alam.html

[15] https://regional.kompas.com/read/2022/10/09/224940778/daftar-kabupaten-dan-kota-di-provinsi-nusa-tenggara-timur?page=all

[16] https://bpbd.nttprov.go.id/bencana/kerentanan

[17] https://bpbd.nttprov.go.id/Berita/detail/132/NTT-Waspadai-Potensi-Bencana-Gempa-Bumi-dan-Tsunami

[18] https://www.antaranews.com/berita/3831576/bpbd-sebut-tiga-hal-penyebab-ntt-rawan-bencana-alam

[19] https://www.detik.com/bali/nusra/d-7232654/bmkg-keluarkan-peringatan-dini-bencana-banjir-dan-longsor-di-ntt

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here