Oleh: Flavianus Riantiarno, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Dosen Keperawatan Kesehatan Jiwa, STIKes Maranatha Kupang
Stunting merupakan salah satu masalah yang menjadi perhatian dunia sekarang ini. Di beberapa negara berkembang, masalah stunting merupakan masalah besar. Stuntingtelah menjadi trend masalah kesehatan anak di dunia saat ini. Stuntingsebagai kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini didasarkan pada standar antropometri penilaian status gizi anak. Hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/ stunted) dan <-3 SD (sangat pendek/ severely stunted)
Stunting merupakan kondisi di mana balita mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi yang kronis. Hal ini menyebabkan tinggi badan balita tidak normal. Stunting sudah terlihat pada saat balita berusia dua tahun atau pada saat masa kanak-kanak. Namun demikian sebenarnya stunting sudah terjadi sejak bayi berada dalam kandungan ibu.
Data menunjukan bahwa masalah stunting lebih dari 149 juta (22%) balita di seluruh dunia mengalami stunting, dimana 6,3 juta merupakan anak usia dini atau balita Indonesia mengalami stunting. Stunting bahkan menyumbang sebanyak 14% penyebab kematian pada anak. Hal ini menunjukan bahwa stunting adalah masalah yang sangat serius.
Faktor Penyebab Stunting
Ada banyak faktor penyebab stunting, Faktor seperti gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan juga setelah persalinan mempengaruhi risiko terjadinya stunting. Pemberian ASI non-eksklusif selama 6 bulan pertama, kelahiran prematur, usia ibu, tinggi badan ibu yang pendek dan pendidikan juga menjadi penyebab dari anak stunting. Faktor komunitas dan sosial, khususnya akses yang buruk ke perawatan kesehatan dan tinggal di daerah pedesaan telah berulang kali dikaitkan dengan stunting. Seperti pendidikan dan budaya, pertanian dan sistem pangan, air, sanitasi, jamban yang tidak diperbaiki dan tidak dirawat kebiasaan cuci tangan, serta lingkungan berkontribusi menyebabkaan stunting
Salah satu faktor yang kurang menjadi perhatian adalah faktor kesehatan mental ibu. Berbagai masalah psikologis, muncul sebagai dampak buruk yang berkelanjutan seperti kecemasan, sakit kronis dan kelelahan, perubahan citra tubuh, perubahan harga diri, penurunan motivasi perawatan kesehatan, dapat berpengaruh buruk terhadap penurunan kualitas hidup ibu sehingga berpengaruh pula terhadap kondisi anak-anak yang akan dilahirkan.
Hubungan Kesehatan Jiwa Ibu Hamil dengan Stunting
Masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dengan baik. Terutama pada ibu hamil. Pada saat ibu hamil, masalah-masalah psikososial semisal kecemasan, stress, depresi adalah masalah-masalah. Hasil Penelitian menunjukan berbagai masalah kesehatan jiwa saat kehamilan yaitu depresi, kecemasan, harga diri rendah situsasional, koping tidak efektif dan keputusasaan. Pengaruh kesehatan mental ibu berpengaruh terhadap gizi dan pertumbuhan fisik anak yang dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Gangguan mental ibu yang terdiri dari gejala depresi, kecemasan, dan somatik sangat umum terjadi dan merupakan salah satu kontributor utama beban penyakit global di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Bukti-bukti penelitian epidemiologi telah mengungkapkan bahwa tekanan mental antenatal merupakan masalah kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu faktor risiko yang mencegah anak-anak mencapai potensi pertumbuhan mereka Hal ini telah dikaitkan dengan berat badan lahir rendah, gangguan pertumbuhan pascanatal, kekurangan gizi, pertumbuhan terhambat, dan perkembangan kognitif yang buruk.
Depresi dari hasil penelitian, menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan depresi saat dengan kejadian stunting. depresi pada ibu dapat meningkatkan risiko stunting sebesar 1,2 hingga 2,48 kali dibandingkan ibu yang tidak mengalami depresi. Hasil penelitian pada ibu di NTT oleh Tanti Apriliani dkk menunjukan bahwa Depresi pada ibu hamil memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian balita stunting. Penelitian dilakukan oleh Vanesa dkk di Kabupaten Kupang menunjukan bahwa ada hubungan masalah kesehatan jiwa; psikososial ibu saat hamil dengaan kejadian stunting.
Stunting di NTT dan Kesehatan Jiwa
Nusa Tenggara Timur tercatat sebagai salah satu provinsi dengan masalah stunting tertinggi. Berbagai faktor-faktor penyebab terjadi stunting. Tingkat kemisikinan, fasilitas kesehatan yang tidak memadai, asupan gisi kurang, Faktor komunitas dan sosial, khususnya akses yang buruk ke perawatan kesehatan dan tinggal di daerah pedesaan telah berulang kali dikaitkan dengan stunted. Seperti pendidikan dan budaya, pertanian dan sistem pangan, air, sanitasi, jamban yang tidak diperbaiki dan tidak dirawat kebiasaan cuci tangan, serta lingkungan berkontribusi menyebabkan stunted. Faktor-faktor ini berpengaruh sekali terhadap masalah kesehatan, terutama kecemasan dan depresi pada ibu. Kecemasan akan kondisi kehamilannya, dan depresi saat kecemasannya tidak dapat diatasi.
Kalau melihat kondisi di NTT, kondis-kondisi diatas menyebabkan masalah kesehatan mental selama kehamilan. Pertama, NTT merupakan salah satu provinsi dengan tingkat kemiskinan tertingi. Kedua, fasilitas kesehatan di NTT yang belum memadai (jauhnya fasilitas kesehatan dengan tempat tinggal). Ketiga, tingkat pendidikan ( data BPS menunjukan bahwa tingkat pendidikan paling dominan adalah pendidikan dasar) hal ini bisa dibuktikan dengan masih banyak ibu melahirkan tidak di layanan kesehatan. Faktor-faktor diatas, berpengaruh terhadap kesehatan mental ibu selama kehamilan. Faktor lain lagi adalah faktor budaya yang ada kemungkinan mendiskreditkan peran perempuan. Setelah pernikahan ata perkawinan, istri harus bekerja sebagai ibu dan juga terlibat dalam pekerjaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab laki-laki. Hal ini akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan mental ibu. Hasil penelitian Apriliani dan Vanesa membuktikann bahwa memang ada hubungan masalah kesehatan jiwa (depresi, ansietas, keputusasaan dsbnya) ibu hamil dengan kejadian stunting di Nusa Tenggara Timur.
Solusi
Kehamilan adalah masa yang paling rentan dengan masalah kesehatan mental. Depresi, cemas adalah masalah yang sering didapatkan oleh ibu selama hamil. Masalah ini jika tidak ditangani dengan baik maka akan akan berdampak pada ibu dan perkembanggan janin. Dampak lain yang terjadi akhirnya adalah stunting. Hal ini mnunjukan bahwa masalah keshatan mntal adalah masalah serius bagi ibu hamil.
Upaya menghindari terjadinya stunting, maka perlu peningkatan kesehatan jiwa pada ibu hamill. Pada masa hamil, kesehatan mental perlu dijaga. Layanan kesehatan seperti Rumah Sakit atau Puskesmas, perlu ada upaya promotif dan preventif terkait kesehatan mental ibu hamil. Tidak hanya kesehatan fisik yang diperhatikan pada ibu hamil, tetapi kesehatan mental juga perlu diperhatikan.