Namanya adalah Pater Ludger Josef Jessing, SVD, ia dilahirkan pada tanggal 3 Agustus 1935 di kota Horstmar, Jerman. Beliau adalah seoarang Imam Misionaris Katolik dari Serikat Sabda Allah (SVD).

Setelah ditahbiskan menjadi Imam pada tahun 1968 di Chicago, Amerika Serikat, ia membantu di Paroki St. Peterburg, Florida Amerika Serikat (tahun 1968 – 1970).

Pada pertengahan tahun 1970, dari Florida Pater Jessing diutus sebagai misionaris di Indonesia. Ia tiba di Ende, Flores bulan Agustus 1970. Selama di Ende ia belajar bahasa Indonesia.

Tahun 1971, Pater Jessing diutus dan ditugaskan menjadi Pastor Paroki Witihama, Keuskupan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, menggantikan P. Franz Laug, SVD (1967 – 1971).

Pater Jessing berkarya di Witihama hingga tahun 1989 (± selama 18 tahun).

Selama berkarya di Witihama, Adonara, Pater Jessing banyak membuat perubahan dalam merubah dan menata wajah Witihama bahkan Adonara. Ia membangun Witihama dari berbagai aspek diantaranya, Infrastruktur, pendidikan, penerangan, dan kesehatan.

Karya Bidang Kesehatan

Salah satu karya besarnya adalah membangun Balai Pengobatan (BP) Pulitoben Witihama, yang kini sudah menjadi Klinik Pratama. Selain itu Pater Jessing juga membangun jaringan Air Bersih yang diambil dari 3 sumber mata air yang ada di Wilayah Adonara (Wai Lawe, Wai Doko dan Wai Bele) untuk digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Witihama dan beberapa desa di Kecamatan Kelubagolit.

Melihat kondisi Witihama khususnya dan Adonara umumnya pada waktu itu, dimana akses sarana transportasi yang sulit dan tingginya angka kesakitan dan kematian masyarakat, beliau terdorong untuk mendirikan sebuah klinik/balai pengobatan, untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat Witihama khususnya dan Adonara umumnya. Balai pengobatan ini diberi nama BP. Pulitoben Witihama. Sebelum adanya BP ini di Witihama sudah ada BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan Anak) yang didirikan oleh P. Franz Laug, SVD.

Setalah dibangun, BP Pulitoben mulai beroperasi dan dikelola oleh Suster-Suster CB (Carolus Boromeus). Dibawah pimpinan Sr. Guntildis, CB dan Sr. Mervina, CB hingga Sr. Zita, CB, BP Pulitoben Witihama menjadi pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat Adonara, Solor bahkan Larantuka daratan. Suster-suster ini melayani dengan penuh kasih kepada setiap pasien. Masyarakat sangat bersyukur karena kehadiran fasilitas kesehatan ini sangat membantu mengatasi masalah kesehatan yang mereka alami.

Selain membentuk dan memberikan pelayanan iman kepada umat Witihama, Pater Jessing juga peduli akan kesehatan masyarakat. Beliau mengunjungi orang-orang sakit dirumah-rumah dalam karya pelayanan pastoralnya, juga orang-orang sakit yang sedang dirawat di BP Pulitoben Witihama. Baginya orang sakit juga membutuhkan kekuatan iman dalam proses penyembuhannya selain obat-obatan.

Selama ± 18 tahun, ia dari desa ke desa, dari stasi ke stasi melayani dan mengunjungi umat/masyarakat di Witihama dengan penuh kasih sayang dan tulus. Karena kedekatan dengan masyarakat serta karya-karyanya ini, membuat Pater Jessing sangat dicintai oleh masyarakat.

Masyarakat Witihama telah menjadikan ia sebagai bagian dari Witihama dan ia telah menjadikan Witihama sebagai bagian dari hidupnya.

Walaupun Pater Jessing sudah kembali ke kampung halamannya di Jerman (sebelumnya berkarya di Texas Amerika Serikat), ia selalu mengunjungi Witihama setiap kali ia berlibur.

Inspirasi Bagi Tenaga Kesehatan

Kisah karya pelayanan Pater Ludger Jessing, SVD diatas menjadi inspirasi bagi kita Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Walaupun Pater Jessing bukan orang kesehatan, namun ia telah menunjukan kepada kita untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan tulus dan penuh kasih kepada masyarakat baik sehat maupun sakit, tanpa memandang status sosial dan warna kulit. Pelayanan yang tulus merupakan salah satu kekuatan penyembuh bagi pasien.

Kita juga perlu meniru gaya pelayanan Pater Jessing yang melayani masyarakat dari rumah kerumah dengan kasih yang tulus, melakukan kunjungan rumah bagi keluarga-keluarga.

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara dalam meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan melakukan kunjungan rumah. Memberikan penyuluhun dan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pelayanan kesehatan kepada pasien dan keluarga tidak hanya dilakukan didalam gedung tetapi juga diluar gedung, karena keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelayanan kesehatan (bdk. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga – PIS-PK).

Semoga kita tak jemu-jemu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat, demi terwujudnya derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Penulis: Emanuel Fransiskus Ola Masan (Perawat DPD PPNI Kabupaten Flores Timur)

Artikulli paraprakIndonesia KLB Polio, Perawat Mari Berperan!
Artikulli tjetërDPD PPNI NGADA Terlibat dalam Seminar “Ngada Emergency Update”