Dewan Pengurus Komisariat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPK PPNI) Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Naimata menggelar kegiatan Musyawarah Komisariat (Muskom) II pada Sabtu (24/06/2023) di Aula RSJ Naimata yang berada di Jln. Taebenu, Kec. Maulafa, Kota Kupang.
Ketua panitia kegiatan, Eggi Rahmawati, dalam laporannya menyampaikan bahwa Muskom II tersebut merupakan kegiatan penting dan diselenggarakan secara kontinu tiap 5 tahun sekali yang bertujuan untuk memajukan organisasi profesi perawat PPNI.
Menurutnya, kegiatan Muskom II tersebut bertujuan untuk menetapkan Ketua DPK PPNI RSJ Naimata periode 2023-2028; merumuskan program kerja; dan pembentukan tim formatur dan perumus yang mengoperasionalisasikan rekomendasi hasil Muskom II menjadi program kerja yang dapat dijalankan oleh pengurus.
Lebih lanjut Eggi Rahmawati melaporkan peserta Muskom II PPNI RSJ Naimata itu terdiri dari 29 orang utusan anggota komisariat, 5 orang tim peninjau dari DPD (Dewan Pengurus Daerah) PPNI Kota Kupang, dan tamu-udangan lainnya.
“Terima kasih untuk semua dukungan dan kehadiran kita semua,” imbuh Eggi Rahmawati. “Semoga kegiatan ini menambah wawasan dan bermafaat bagi kemajuan PPNI.”
DPK PPNI Mendukung Kompetensi Anggota
Ketua DPK PPNI RSJ Naimata periode PAW (Pergantian Antar Waktu) 2021-2023, Imakulata Bete, dalam kata sambutanya pada seremonial pembukaan menceritakan sekilas perjalanan organisasi profesi perawat yang berjalan di RS khusus perawatan gangguan mental tersebut.
Menurutnya, DPK PPNI RSJ Naimata awalnya dipimpin oleh Thomas Laga Boro. Namun karena pada 2021 ia pindah tugas ke RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, maka terjadi kevakuman kepemimpinan. Karena itu, atas kesepakatan bersama rekan perawat, maka saat itu dilakukan pemilihan ulang pengurus PAW dan Imakulata Bete dipercayakan sebagai ketua.
Pengurus baru hasil PAW itu harusnya dilantik pada 2021, lanjut Imakulata Bete, tapi sehari menjelang acara pelantikan ada beberapa calon pengurus yang terkonfirmasi positif COVID-19. Menurutnya, gegara status pandemi tersebut membuat aktivitas DPK PPNI RJS Naimata menjadi vakum selama kurang lebih 1 tahun.
“Pada April 2022 baru kami bisa dilantik,” imbuh Imakulata Bete, “jadi kami bekerja efektif kurang lebih 1 tahun terakhir.”
Imakulata Bete mengakui, meski hanya menjalankan tugas selama 1 tahun, ia bersama pengurus tetap mendapatkan banyak pelajaran. Salah satunya, ia menganggap DPK PPNI RSJ Naimata seperti “ibu” bagi anggota atau perawat di rumah sakit tersebut.
Menurutnya, metafora “ibu” disematkan pada PPNI karena organisasi profesi perawat ini terbukti hadir untuk memperjuangkan kebutuhan perawat di RS. Berdasarkan pengalaman tersebut, Imakulta Bete makin meyakini kalau DPK PPNI RSJ Naimata memikili peran besar dalam memfasilitasi kebutuhan anggota.
“DPK ini jadi wadah untuk perawat berkarya dan tempat melatih atau meningkatkan kompetensi,” tambah Imakulta Bete.
Karena itu, ia berharap kepada siapa pun yang akan terpilih sebagai ketua dan pengurus DPK PPNI RSJ Naimata selanjutnya agar terus membangun organisasi profesi perawat itu dengan baik. Menurutnya, ke depan perlu diperbanyak membuat pelatihan yang berkaitan dengan kompetensi perawat kesehatan jiwa seperti komunikasi teraputik, dan sebagainya.
“DPK punya peran penting untuk meningkatkan kompetensi perawat,” kata Imakulata Bete sekali lagi sebelum mengakhiri kata sambutannya.
Perawat Profesional Memikil 3 Kriteria
Ketua DPD PPNI Kota Kupang, Agustinus Ara, mengucapkan terima kasih kepada pimpinan RSJ Naimata yang sudah hadir dan ikut mendukung keberadaan PPNI di RS rujukan milik Pemprov NTT tersebut. Ungkapan tersebut disampaikannya saat memberi kata sambutan pada seromonial pembukaan Muskom II PPNI RSJ Naimata.
Pada kesempatan itu, Agustinus Ara mengajak semua perawat yang hadir untuk sama-sama menyadari dan mesnyukuri kemajuan pesat organisasi profesi PPNI. Menurutnya organisasi profesi perawat sangat penting untuk mendukung anggotanya, sehingga mampu bekerja secara profesional.
Agustinus Ara menekankan bahwa ciri perawat sebagai pelayan profesional, sertidaknya memiliki 3 kriteria. Pertama, memiliki pengetahuan yang memadai. Kedua, cukup terampil dalam memberikan asuhan keperawatan. Dan ketiga, harus memiliki komitmen etika dan moral yang baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Tiga komponen itu hari melekat pada perawat sebagai profesi yang profesional,” terang Agustinus Ara. “Kalau kriteria tersebut sudah terpenuhi, maka keberadaan perawat akan diakui oleh profesi yang lain.”
Ketua DPD PPNI Kota Kupang periode 2022-2027 itu meyakini setiap perawat telah memiliki 3 komponen tersebut, tinggal bagaimana modal tersebut terus dikembangkan agar makin relevan dengan kebutuhan atau tuntunan masyarakat saat ini serta kemajuan IPTEK.
“Apakah semua perawat profesional? Jawabannya direnungkan masing-masing,” imbuh Agustinus Ara.
Menurut Agustinus Ara, tantangan profesionalisme yang dihadapi perawat saat ini maupun di masa depan bisa diantisipasi dengan memaksimalkan perawat organisasi profesi. Ia meyakini, selama ini PPNI telah terbukti mampu mengembangkan kemampuan anggota sekaligus melakukan advokasi pada pemerintah maupun pembuat kebijakan lainnya.
“Organisasi profesi PPNI sudah berada pada level yang membanggakan,” lanjutnya.
Agutinus Ara mengapresiasi pengurus dan panitia yang berhasil menyelenggarakn Muskom II PPNI RSJ Naimata. Menurutnya, penyelengggaraan musyawarah tersebut menandakan adanya komitmen anggota dalam mengembangkan organisasi profesi.
Selain itu, Agustinus Ara juga mengingatkan kalau Muskom merupakan amanat AD/ART organisasi dan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi. “Mari membangun organisasi PPNI ini menjadi lebih mantap, kuat, dan lebih diperhitungkan oleh organisasi yang lain,” tegasnya lebih lanjut.
Di akhir sambutannya, perawat senior yang sehari-hari bekerja di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang itu mengajar seluruh peserta untuk bermusyawarah dengan baik. Menurutnya, segala macam dinamika bisa terjadi dalam bermusyawarah. Tapi, jangan jadikan itu sebagai pemicu perpecahan, melaikan bagian dari kekayaan organisasi yang bisa dikelola untuk kemajuan bersama.
“Selamat menjalankan muskom, semoga sukses dan bisa menentukan ketua serta program kerja yang spefisik dengan kebutuhan RSJ Naimata,” tandasnya.
Manajemen RSJ Naimata Beri Dukungan
Direktur RSJ Naimata yang pada kesempatan itu diwakili Kepala Tata Usaha (KTU), Nyoman Swastika, SKM, M.Sc, menyampaikan terima kasih kepada pengurus PPNI yang melibatkan pihak manajemen dalam kegiatan Muskom II PPNI RSJ Naimata.
Pada kesempatan itu, Nyoman Swastika bercerita mengenai pengalamannya bekerja pertama kali di RSJ Naimata. Ia telah bekerja 33 tahun di NTT dan baru dua tahun lalu ditugaskan di RSJ Naimata.
Sebagai ahli kesehatan lingkungan, ia mengaku stres pada masa awal-awal bekerja karena bidangnya kurang sesuai. Tapi berkat kerja sama dan komunikasi yang baik dengan rekan-rekan perawat, termasuk PPNI, maka pada akhirnya ia bisa beradaptasi dengan baik.
Pada kesempatan itu, Nyoman Swastika menyinggung soal kriteria perawat profesional yang disampaika Agustinus Ara pada sambutan sebelumnya. Menurutnya Nyoman Swastika, khusus untuk kegiatan pelatihan yang bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, RSJ Naimata memang belum banyak menyediakan aggaran.
“Kami terus berupaya menambah jumlah perawat yang bisa ikut pelatihan selanjutnya,” kata Nyoman Swastika.
Selain itu, ia juga berharap agar pengurus DPK PPNI RSJ Naimata yang terpilih nantinya bisa menyusun program kerja yang mendukung pelayanan kesehatan di RS tersebut. Menurutnya, pihak manajemen RSJ Naimata berharap kehadiran PPNI bisa mendorong perawat untuk memperhatikan apa yang menjadi kewenangan klinis dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
“Muskom hari ini kiranya menghasil keputusan yang baik untuk meningkatkan kualitas pelayanan di RSJ Naimata ini,” tutup Nyoman Swastika yang mewakili pihak manajemen rumah sakit.