Sebanyak 52 orang lulkusan Progam Studi Keperawatan Universitas Timor (Dahulu AKPER PEMDA Belu sebelum merger dengan UNIMOR) dikukuhkan atau diambil sumpah profesinya oleh Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPNI Propinsi NTT. Kegiatan yang dilaksanakan di Kampus Program Studi Keperawatan Universitas Timor di Atambua pada tanggal 28 Juni 2019 tersebut dihadiri dan disaksikan pula oleh orang tua wali dari perserta angkat sumpah dan undangan lainnya serta pihak Fakultas Pertanian (Faperta) UNIMOR yang membawahi program studi keperawatan diwakili langsung oleh Dekan fakultas pertanian yakni Dr. Ir. Stefanus Sio, MP.
Lokasi Kampus utama UNIMOR yang berbeda Kabupaten dengan Prodi Keperawatan dimana kampus UNIMOR berlokasi di kabupaten Timor Tengah Utara (Kefamenanu) sedangkan prodi keperawatan –fakultas pertanian berlokasi di kabupaten Belu (Atambua), mengakibatkan Kegiatan yang awalnya direncanakan diaksanakan pada pukul 08.00 wita terpaksa harus diundur ke pukul 14.00 wita karena harus menunggu kehadiran dari dekan Fakultas.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut adalah perwakilan dari pemerintah kabupaten Belu yaitu kepala Dinas Kesehatan kabupaten Belu ibu Theresia saik. M.kes. Dalam sambutannya mengingatkan dan memotivasi peserta angkat sumpah untuk terus berjuang dan mau berusaha untuk mecari kesempatan kerja dimana saja dan tidak berharap hanya bergantung kepada penerimaan atau bekerja pada pemerintah saja, sebab pemerintah tidak mungkin dapat mengakomodasi semua lulusan yang ada karena banyak jumlah tenaga kesehatan belum bekerja tidak hanya perawat saja yang mana jumlahnya sangat banyak.
Hal senada juga disampaikan oleh ketua DPW PPNI NTT Aemilianus Mau, S.Kep, Ns, M.Kep dalam sambutannya mengatakan masih banyak perawat asli NTT masih belum punya kemauan untuk bekerja diluar dari tempat dilahirkan, baik itu keluar negeri atau didalam wilayah NTT.
“Sekarang ini sudah masuk masa globalisasi artinya kesempatan kerjanya lebih luas dan ada dimana saja diseluruh indonesia bahkan seluruh dunia, bukan hanya bisa berkerja di kabupaten Belu saja, di NTT saja Banyak Lulusan yang engan bekerja di kabupaten lain (Selain Tempat asalnya) contohnya baru-baru ini RS Caritas Sumba Barat Daya membuka lowongan pekerjaan bagi perawat sebanyak 20 orang dan mempercayakan PPNI NTT untuk melakukan perekrutan namun peminat dan pendaftarnya sangat minim” jelas Aemilianus
Lebih lanjut Aemilanus menerangkan bahwa Profesi dalam hal ini PPNI tetap akan berupaya mengakomodir aspirasi anggota dan terus melakukan advokasi berjenjang kepada semua pihak baik pemerintah maupun pihak swasta untuk semua perawat yang ada di NTT baik perawat PNS dan perawat swasta, namun beliau juga mengingatkan hal-hal terkait regulasi yang harus dipatuhi oleh semua tenaga perawat baik itu undang-undang yang berkatiatan dengan pelaksaan tugas perawat yaitu undang-undang kesehatan, undang-undang keperawatan dan regulasi lainnya serta hal yang perlu dijunjung tinggi oleh setiap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan adalah berkerja sesuai Standar kode Etik profesi perawatan.
“Ada pesan moral dan pesan hukum yang ingin kita sampaikan kepada masyarakat dalam pelaksanaan angkat sumpah ini, nanti kalau sudah bekerja salah satu standar yang diperintah oleh undang-undang adalah berkerja sesuai dengan standar Kode etik profesi, itu yang tadi diucapkan dan kalau anda bekerja sesuai dengan standar kode etik 85 persen tidak akan bersentuhan dengan hukum dan pasti masyarakat menerima pelayanan yang berkualitas..!! ”
*ppnintt 2019