Sabtu 03 November 2018, bertempat di Aula Sekolah Tingi Ilmu Kesehatan Maranatha (STIKes) Kupang digelar acara Angkat Sumpah profesi bagi Lulusan Ahli Madya Keperawatan Akademi Keperawatan Maranatha (AKPER) dan Lulusan Ahli Madya Kebidanan STIKes Maranatha Kupang. Acara yang digelar tepat sehari setelah pelaksanaan acara Wisuda (02/10/2018) diikuti oleh 41 orang Lulusan D-III Keperawatan dan 116 orang Lulusan Ahli Madya Kebidanan. Acara yang dijadwalkan dimulai pukul 12.00 wita terpaksa mundur ke pukul 14.00 wita karena beberapa kendala teknis yang dihadapi oleh panitia penyelengara, kendati demikian secara garis besar acara tersebut berlangsung dengan penuh hikmat dan berjalan dengan lancar.
Pengambilan sumpah dan pengukuhan Lulusan pada STIKes Maranatha Kupang dan AKPER Maranatha Kupang terbilang sedikit unik karena dikemas dan dilaksanakan secara bersamaan dengan lulusan selain perawat dari institusi tersebut yaitu Lulusan D-III Kebidanan, hal ini diakui oleh kletua DPW PPNI NTT merupakan hal yang jarang terjadi di NTT bahkan Mungkin di Indonesia, sehingga diakui sebelum pelaksanaan acara butuh diskusi dan penyamaan persepsi antara semua yang terlibat, yaitu institusi pendidikan dan dua organisasi profesi (PPNI & IBI), karena masing-masing organisasi profesi punya protokoler dan AD/ART yang berbeda-beda. “Kita Menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada disini, yang terpenting adalah kepentingan lulusan tidak kita abaikan namun protokoler organisasi tidak kita langgar namun dimodifikasi sesuai kebutuhan” jelas Aemilianus.
Selain peserta dan panitia, dalam kesempatan itu hadir pula Wakil Ketua II Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) NTT Ibu Damita. Palalangan, SST, M.Hum, Dewan Pembina dan Ketua Yayasan Maranatha NTT berserta Dosen dan seluruh civitas Akademik Akper dan STIKes Maranatha Kupang serta beberapa undangan lainnya, sehingga kursi yang disediakan oleh panitia boleh dibilang terisi penuh oleh peserta dan undangan yang hadir.
Acara angkat Sumpah tersebut dimulai dengan arak-arakan peserta yang diangkat sumpah memasuki ruangan Aula, kemudian diikuti oleh iring-iringan selanjutnya yang dihantar oleh tarian kreasi dari mahasiswi STIKes Maranatha, dimana barisan iring-iringan tersebut terdiri dari pimpinan Sidang (Ketua DPW PPNI), Wakil Ketua II IBI, Ketua dan dewan pembina Yayasan Maranatha NTT, Ketua STIKes Maranatha, Direktur AKPER Maranatha, Para Alim Ulama (Islam, Kristen Protestan & Katolik) serta para dosen. Setelah semua peserta dan undangan serta para pimpinan sidang menempati tempat duduk masing-masing, acara dilanjutkan dengan menyanyikan beberapa lagu yang dinyanyikan oleh paduan suara mahasiswa STIKes Maranatha Kupang, yaitu Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Gugur Bunga, Mars PPNI, Mars IBI, Mars Stikes Maranatha & Mars AKPER Maranatha Kupang. Selanjutnya Aemilianus Mau, S.Kep, Ns, M.Kep yang bertindak sebagai pimpinan sidang membuka acara itu dengan resmi yang ditandai pengetukan palu sidang sebanyak 3 kali sebagai simbol dimulainya prosesi pengambilan sumpah profesi dan pengukuhan lulusan dapat dilanjutkan.
Pertama yang diambil sumpah adalah lulusan D-III Keperawatan AKPER Maranatha Kupang oleh Ketua DPW PPNI Propinsi NTT dilanjutkan pengambilang sumpah lulusan D-III Kebidanan STIKes Maranatha Kupang Oleh Wakil Ketua II Pengurus Propinsi IBI NTT : Damita. Palalangan, SST, M.Hum., setelah diambil sumpah oleh masing-masing profesi, lulusan kemudian dikukuhkan sumpahnya oleh pemuka agama masing-masing.
Dalam sambutannya Aemilianus Mau, S.Kep, Ns, M.Kep mengingatkan kembali tentang perbedaan mendasar mengenai angkat sumpah profesi dan angkat sumpah tenaga kesehatan yang selama ini terkadang salah dipahami oleh pembuat kebijakan dalam hal ini pemerintah dan masyarakat khususnya di wilayah NTT, dimana sumpah profesi masih dianggap sebagai sebuah kegiatan yang tidak terlalu krusial untuk dilaksanakan karenanya masih ada beberapa institusi pendidikan kesehatan khususnya pendidikan keperawatan di NTT yang tidak mau melaksanakannya, “Padahal kita Organisasi Profesi sedang melaksanakan apa yang diamanatkan oleh undang-undang baik itu undang-undang tentang kesehatan dan undang-undang No.38 Tahun 2015 tentang keperawatan, jadi kami organisasi profesi tidak mengada-ngada dalam melakukannya, tapi kami diperintah undang-undang ” Jelas Amilianus yang saat ini sedang menempuh pendidikan S3 Keperawatan di Universitas Indonesia (UI).
Lebih lanjut Aemilianus mengatakan bahwa pendidikan akademik yang sudah dipelajari oleh lulusan tidaklah cukup untuk mengasah ketrampilan karena yang sebenarnya adalah proses belajar tidak berhenti sampai pada titik telah diluluskan secara akademik, namun perlu belajar dan terus menerus mengasah ketrampilannya melalui pendidikan, pelatihan baik formal dan nonformal untuk pengembangan profesi keperawatan ke depannya dan pengoptimalan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat dan organisasi profesi.
Pada bagian akhir dari sambutannya Aemilianus menghimbau dan mengajak semua lulusan D-III keperawatan yang dianggkat sumpahnya pada hari ini untuk meneladani semangat awal dari tokoh awal pelopor perawat modern yaitu Florence Nightingale : “Tanamkan semangat Florence Nightingale Yang selalu menyebarkan semangat CARE/CARING dalam pelayanan keperawatan karena itu adalah nyawa seorang perawat dan hal itu pula yang membedakan kita dengan profesi lain, serta jalankan kode etik keperawatan dengan benar dan Terus kembangkan martabat keprofesian melalui pendidikan keperwatan berkelanjutan bersama profesi PPNI, serta Jangan gunakan pendekatan masalah… Ada masalah baru cari PPNI….!!!” Kata Aemilianus yang disambut tepuk tangan dan tawa semua yang hadir.
Selain penyampaian sambutan oleh ketua DPW PPNI Propinsi NTT, juga ada penyampaian sambutan oleh beberapa perwakilan yaitu oleh perwakilan Lulusan yang disampaikan oleh Erna Maria Lim.Amd. Keb, oleh Wakil Ketua II IBI Propinsi NTT, dan oleh Ketua Stikes Maranatha Kupang. Setelah sambutan acara kemudian dilanjutkan dengan Doa, foto bersama dan ramah tamah.