Sabtu (29/10/2022) pagi sekitar pukul 08.00, peserta pelatihan BTCLS yang diselenggarakan HIPGABI NTT sudah bersiap di salah ruang pelatihan Neo Hotel By Aston, Kupang. Itu merupakan hari keempat sekaligus menjadi hari terakhir pelatihan, dan para peserta tampak tegang karena akan mengikuti ujian teori dan praktik.
Yunesti B.T. Dethan, S.Kep.Ns, salah satu instruktur pelatihan BTCLS HIPGABI NTT yang memandu jalannya ujian pagi itu, memberi kesempatan kepada peserta untuk mempersiapkan diri lebih baik. Peserta bisa melakukan simulasi secara mandiri di 5 stase tindakan, sesuai pembagian pada sesi pembelajaran praktik pada hari sebelumnya.
Sebagai gambaran, kelima stase itu terdiri dari (1) asesmen awal; (2) stabilisasi pasien, pembidaian, transportasi, dan evakuasi; (3) manajemen jalan napas; (4) Resusitasi Jantung Paru (RJP); dan (5) analisis EKG (elektrokardiogram). Setiap peserta yang juga terbagi dalam 5 kelompok akan melewati ujian praktik di 5 stase tersebut.
Tepat pukul 09.00 WITA, panitia memulai sesi ujian dengan melakukan post test untuk mengevaluasi pemahaman secara teori. Setelah selesai, peserta langsung berkumpul sesuai kelompok yang telah ditentukan, lalu mengikuti ujian dari satu stase ke stase berikutnya, sampai kelima stase itu dilewati semuanya.
Menjelang waktu istirahat makan siang, sekitar pukul 13.00 WITA, 27 perawat peserta pelatihan dari berbagai rumah sakit di NTT itu akhirnya bisa melewati ujian praktik dengan baik. Tapi, berdasarkan rekapan yang dilakukan panitia, ternyata ada beberapa peserta yang harus mengikuti ujian remedial, baik untuk ujian teori maupun praktik.
Karena itu, setelah makan siang, panitia memfasilitasi beberapa peserta tersebut untuk melakukan ujian ulang yang berlangsung antara pukul 14.00-15.00 WITA. Setelah semua selesai, panitia menyiapkan acara penutupan pelatihan BTCLS.
Kesan dan Pesan Peserta
Seremonial penutupan Pelatihan BTCLS dimulai pukul 16.00 WITA, diikuti semua peserta dan panitia, serta dihadiri oleh perwakilan DPW PPNI Provinsi NTT. Acara diawali dengan laporan panitia yang dibacakan oleh Sekretaris II DPW HIPGABI NTT, Serly Sani Mahoklory, S.Kep.Ns.M.Kep.
“Setelah melewati berbagai penilaian, semua peserta dinyatakan lulus,” kata perawat yang biasa disapa Ibu Serly tersebut dan disambut tepuk tangan hadirin.
Pada kesempatan itu, Ibu Serly juga membaca tiga peserta terbaik dengan kategori penilaian khusus. Herlina F. Gadi Gaa, Amd.Kep, perawat dari RSUD Lewoleba, Lembata dinilai panitia sebagai peserta dengan nilai pre dan post test terbaik.
Kategori peserta skill atau ujian praktik terbaik diraih oleh Ayu Safitri, Amd.Kep—perawat dari RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes, Kupang. Dan kategori peserta tebaik umum diraih oleh Katharina Bete Fernandez, S.Kep, Ns yang juga bekerja di RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes, Kupang.
Secara umum, peserta puas dengan Pelatihan BTCLS yang diselenggarakan HIPGABI NTT tersebut. Namun, menurut Maria Luruk, Amd.Kep—perserta dari RSUD Kefamenanu—sebaiknya pelatihan berikutnya dilaksanakan secara langsung, karena berdasarkan pengalaman mengikuti sesi materi secara daring lewat Zoom, terkadang bermasalah dengan jaring.
Meski demikian, sebagai perwakilan seluruh peserta pelatihan, dirinya mengucapkan terima kasih kepada HIPGABI NTT yang telah memfasilitasi peserta dengan baik. Ia juga memohon maaf jika selama pelatihan, ada peserta melakukan hal yang kurang berkenan.
“Kami doakan HIPGABI NTT terus sukses, dan selalu menyelenggarakan pelatihan yang baik untuk perawat,” tutup Maria Luruk.
Ketua DPW HIPGABI NTT, Dominggos Gonsalves, S.Kep.Ns. MSc. AIFM, menyampaikan terima kasih kepada DPW PPNI NTT yang selalu melakukan pendampingan dan bimbingan di berbagai kegiatan HIPGABI NTT. Menurutnya, HIPGABI NTT tidak bisa bertahan hingga saat ini tanpa dukungan dan bimbingan dari DPW PPNI NTT.
Selain itu, Pak Domi juga beterima kasih kepada DPP HIPGABI di Jakarta yang selalu memberikan dukungan untuk hampir semua kebutuhan HIPGABI NTT, termasuk dalam proses pelatihan BTCLS.
“Modul yang kita gunakan saat pelatihan ini dikirim langsung dari pusat, tinggal para instruktur di HIPGABI NTT menyesuaikan atau dikembangkan sesuai kebutuhan,” tambah Pak Domi.
Pada kesempatan itu, Pak Domi juga mangapresiasi para peserta. Selain karena mereka berasal dari tempat kerja yang berbeda, peserta juga sangat aktif dan mengikuti pelatihan secara utuh dari awal hingga akhir.
“Saya jarang melihat ada yang terlambat atau terlalu lama duduk-duduk di luar,” puji Pak Domi yang disambut tepuk tangan.
Sementara itu, Ketua DPW PPNI NTT yang pada kesempatan itu diwakili oleh Kori Limbong, S.Kep.,Ns selaku sekretaris mengapresiasi kinerja HIPGABI NTT yang begitu cepat menyelenggarakan kegiatan, meski pengurusnya baru dilantik pada Rabu (26/10/22) lalu.
“Sesuai namanya, HIPGABI, terbiasa kerja cepat saat menolong pasien. Semoga ini bisa menjadi inspirasi bagi ikatan/himpunan perawat lain yang sudah terbentuk di NTT,” kata Sekretaris DPW PPNI NTT yang akrab disapa Ibu Kori tersebut.
Pada kesempatan itu, Ibu Kori juga menyampaikan apresiasi kepada 27 peserta pelatihan yang telah sukses mendapatkan sertifikat BTCLS terbaru. Ia berharap, kiranya apa yang didapatkan selama pelatihan bisa diterapkan di tempat kerja masing-masing, khususnya saat menolong pasien yang membutuhkan.
“Salam untuk Bapak/Ibu pimpinan tempat bekerja. Terima kasih sudah mempercayakan HIPGABI NTT yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari DPW PPNI NTT sebagai tempat meningkatkan kemampuan di bidang gawat darurat. Sukses untuk semua,” tutup Ibu Kori.
Penulis: Saverinus Suhardin (Infokom DPW PPNI NTT)