Dewan Pengurus Komisariat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPK PPNI) Puskesmas Lite menggelar kegiatan bakti sosial dan acara syukuran bersama dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun PPNI ke-49 tahun 2023.
Kegiatan bakti sosial dilaksanakan pada Kamis (16/03/2023) berupa pembersihan halaman depan Aula Paroki St. Yosep Lite, Kecamatan Adonara Tengah, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Pastor Paroki St. Yosep Lite, Romo John, mengucapkan terima kasih ketika menerima para perawat dari Puskesmas Lite. “Kegiatan ini adalah bentuk kepedulian pada lingkungan gereja paroki oleh saudara-saudari perawat dari Puskesmas Lite,” kata Romo John.
Perayaan syukuran HUT PPNI ke-49 berlangsung sehari setelah bakti sosial, yaitu pada Jumat (17/03/2023). Acara puncak syukuran ini dipadukan dengan kegiatan rutin puskesmas yakni jalan santai, senam dan syukuran bersama teman-teman dari organisasi profesi lain yang ada di Puskesmas Lite.
Kegiatan jalan santai dimulai tepat Pkl. 07.30 WITA dengan rute Puskesmas-Horowura. Selesai jalan santai, kegiatan dilanjutkan dengan senam bersama yang dipandu oleh teman-teman perawat. Sekira Pkl. 11.00 WITA, acara dilanjutkan dengan syukuran bersama teman-teman profesi lain.
Ketua DPK PPNI Puskesmas Lite, Simon Sara Hoko, dalam sambutannya menekankan beberapa hal penting. Pertama, pelayanan keperawatan sama seperti pelayanan kesehatan pada umumnya. “Karena sejatinya semua kita mempunyai spirit yang sama yakni mother insting, hubungan perawat dan pasien diibaratkan seperti kegelisaan hati seorang ibu terhadap anaknya yang sakit,” kata Simon Sara Hoko.`
Kedua, jumlah tenaga di Puskesmas Lite saat ini sebanyak 96 orang, 32 di antaranya adalah perawat. Angka ini mau menggambarkan bahwa masa depan Puskesmas Lite sebagian besar ada pada pundak teman-teman perawat sebagai kelompok mayoritas.
Ketiga, perawat sebagai sebuah profesi mempunyai kisah perjalanan yang panjang.
Keempat, ucapan terima kasih untuk dukungan prefesi lain selama ini.
Dokter Novi, mewakili suara dari profesi lain dalam sambutannya mengucapkan selamat untuk para perawat atas dedikasinya selama ini. Menurutnya, perawat itu adalah sebuah profesi, bukan pembantu dokter tetapi sebagai mitra kerja dalam tim. “Harapannya ke depan kita meningkatkan kerja sama dan bekerja secara bersama-sama,” tambah dr. Novi.
Acara dilanjutkan dengan sharing pengalaman panggilan sebagai seorang perawat. Flora Hedrika saat membagikan pengalamannya mengatakan bahwa dirinya merasa terpanggil menjadi perawat ketika masih SD saat berobat di Klinik Puli Toben, Witihama. Ia merasa tertarik ketika melihat seorang perawat dengan seragam putih melayaninya ketika itu.
Berbeda dengan Flora Hendrika, Zulkaida Saleh dalam sharing pengalamannya menceritakan bahwa menjadi seorang perawat adalah keinginan orang tuanya. Awal mulanya ia ingin menjadi seorang guru. Kendati demikian, dia tidak mau mengecewakan orang tuanya. Ia selalu berusaha menjadi yang terbaik selama pendidikan keperawatan dan kerja. Spirit yang dibagikan untuk para perawat agar selalu gigih, pantang menyerah, jangan lewatkan kesempatan, dan selalu belajar pada senior.
Yeremias Lanang Sara, perawat senior, mendapat kesempatan terakhir membagikan pengalamannya. Ia memulai pendidikan keperawatannya di luar NTT, di Ambon. Ia pindah ke Adonara ketika pecah perang di Ambon. Pengalaman dukanya pertama kali bekerja menjadi seorang perawat di Puskesmas Lite, ia berjalan kaki dari kampung ke kampung untuk melayani pasien karena tidak ada kendaraan. Jumlah perawat ketika itu sangat kurang. Harapannya, sekarang semua desa sudah punya perawat, semoga pelayanan semakin lebih baik lagi.
Acara syukuran HUT PPNI ke-49 diakhiri dengan pemotongan kue ulang tahun dan makan bersama semua staf Puskesmas Lite.
“Syukur kepada Tuhan atas hari ulang tahun PPNI yang ke-49, terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah berjalan bersama para perawat selama ini. Perawat layaknya seorang manusia yang punya masa depan dan harapannya,” tutup Simon Sara Hoko.
Penulis: Kamilus Kopong Liko (DPK PPNI Puskesmas Lite)