Pusat Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan (Pusbangdiklat) Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (DPW PPNI NTT) menggelar diskusi pada Minggu (18/02/2024) yang berlangsung secara daring melalui Zoom.
Kegiatan yang mengusung tajuk “Sharing Pengalaman Pengelolaan Pusbangdiklat DPW PPNI” itu menghadirkan narasumber Dr. Yulis Setiya Dewi S.Kep.Ns.,M.Ng selaku Ketua Pusbangdiklat DPW PPNI Jawa Timur.
Ketua DPW PPNI NTT, Dr. Aemilanus Mau, S.Kep.,Ns, M.Kep, menyampaikan terima kasih kepada narasumber karena telah meluangkan waktu untuk berbagi pengalaman seputar pengelolaan Pusbandiklat PPNI. Menurutnya, Pusbangdiklat DPW PPNI NTT yang baru saja dilantik perlu belajar dari Pusbangdiklat DPW PPNI Jatim yang telah berjalan dengan baik selama ini.
“Mohon kesediaan untuk berbagai dengan kami, Ibu Yulis, Pusbangdiklat NTT baru dilantik bulan lalu, sehingga butuh masukan dari Pusabangdiklat DPW PPNI Jatim,” kata Aemilianus Mau saat menyampaikan kata sambutan pada acara pembukaan.
Lebih lanjut Aemilianus Mau menjelaskan, Pusbangdiklat DPW PPNI NTT secara khusus membutuhkan informasi seputar pengelolaan Pusbangdiklat, mulai dari tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga pelaporan kegiatan. Ia berharap, proses belajar itu nantinya bisa menghasilkan Pusbangdiklat yang menjadi pilihan utama perawat dan masyarakat pada umumnya.
“Bagaimana kita bisa menyelenggarakan pelatihan yang murah, tapi tidak mengabaikan mutu. Apalagi lembaga Pusbangdiklat PPNI telah terakreditasi A oleh Kemenkes RI, sehingga kita harus mempertahankan mutu yang baik,” harap Aemilianus Mau.
Ketua Pusbangdiklat DPW PPNI NTT, Yuliana Dafroyati, S.Kep.,Ns, M.Sc., dalam sambutannya mengakui semua personalia belum memilki pengalaman dalam mengelola pusbangdiklat. Karena itu, ia berterima kasih kepada Ibu Yulis yang bersedia berbagi pengalaman seputar penglolaan Pusbandiklat DPW PPNI Jatim.
“Kami mengharapkan pengalaman sebanyak-banyaknya dari Ibu Yulis terkait pengelolaan Pusbangdiklat,” kata Yuliana Dafroyati sebelum mengakhiri kata sambutannya.
Tidak Kenal Tanggal Merah
Setelah seremonial pembukaan, narasumber yang akrab disapa Ibu Yulis itu langsung menceritakan pengalaman pengelolaan Pusbangdiklat DPW PPNI Jatim. Ia mengakui Pusbangdiklat DPW PPNI Jatim juga masih belajar, tapi sebelum Pusbangdiklat PPNI resmi terbentuk, DPW PPNI Jatim telah lebih dulu memiliki lembaga pelatihan yang bernama BP3I (Badan Pendidikan dan Pelatihan Perawatan Indonesia).
Menurutnya saat ini BP3I itu telah berubah nama menjadi Pusbangdiklat DPW PPNI Jatim dan memiliki tiga bidang kerja. Ibu Yulis menekankan agar personalia Pusbangdiklat harus bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang telah ditetapkan.
“Saya biasa mengatakan ke rekan-rekan di sini, tugas ini merupakan panggilan dari Tuhan untuk bekerja sebaik-baiknya dalam melayani rekan perawat,” ungkap Ibu Yulis.
Ibu Yulis mengakui kerja sebagai pengurus Pusbangdiklat PPNI tidak mudah. Menurutnya setiap personalia harus berkomitmen dalam bekerja; bersedia mengorbankan waktu luang dari pekerjaan pokok, bahkan harus rela mengabaikan tanggal merah.
Pada kesempatan itu, Ibu Yulis menerangkan secara detail tahapan penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan seminar atau workshop. Ia juga membuka kesempatan diskusi sebelum melanjutkan penjelasan tahap berikutnya untuk memastikan peserta diskusi telah paham. Peserta juga antusias bertanya, sehingga kegiatan yang dimulai pukul 11.00 WITA itu baru barakhir pukul 13.30 WITA.
Di akhir sesi kegiatan, Ibu Yulis menekankan kepada pengurus Pusbandiklat tentang pentingnya bekerja dengan komitmen yang tinggi. Sementara itu, Ketua DPW PPNI NTT—Aemilanus Mau—menekankan beberapa poin dari pengalaman Pusbangdiklat DPW PPNI Jatim.
Pertama, kerja untuk PPNI memang tidak mengenal tanggal merah. Kerja bagi organisasi PPNI merupakan bentuk pengabdian hidup.
Kedua, pengurus Pusbangdiklat DPW PPNI NTT perlu meniru rekan-rekan di Jatim yang memiliki agenda rapat rutin tiap minggu.
Ketiga, pengurus Pusbangdiklat DPW PPNI NTT harus berani untuk memulai suatu kegiatan. “Mulai saja dulu, jangan ragu-ragu,” tutup Aemilianus Mau.
Penulis: Saverinus Suhardin (Infokom DPW PPNI NTT)