Oleh: Simon Sara Hoko
(DPD PPNI Kabupaten Flores Timur)
Bulan Februari merupakan bulan operasi timbang di Pos Pelauanan Terpadu (Posyandu). Pada bulan seperti ini, di posyandu menggelar beragam kegiatan bagi bayi-balita, di antaranya pengukuran tinggi badan dan panjang badan, penimbangan berat badan, pemberian imunisasi serta pemberian vitamin A, dan obat cacing.
Di Desa Wewit, Kecamatan Adonara Tengah, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, juga dilaksanakan kegiatan operasi timbang.
Dewan Pengurus Komisariat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPK PPNI) Puskesmas Lite, bersama tenaga kesehatan lainnya yang ada di Desa Wewit, bekerja sama mengisi kegiatan di posyandu dengan beragam edukasi/penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Topik utama penyuluhan kesehatan pada saat itu tentang manfaat pemberian vitamin A pada anak balita dan upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu Dike Sare 1, Dusun 1, Desa Wewit, Kec. Adonara Tengah, Kabupaten Flores Timur, pada Selasa (07/02/2023).
Saya Simon Sara Hoko, Ketua DPK PPNI Puskesmas Lite, pada kesempatan itu berperan sebagai penyuluh. Pada kesempatan paparan awal saat membuka kegiatan penyuluhan tentang vitamin A, saya menyampaikan bahwa setiap anak balita akan mendapat 2 dosis vitamin A setiap tahun, yaitu pada bulan Februari dan Agustus.
“Anak Balita usia 6-11 bulan harus diberikan kapsul warna biru, sementara yang usia 12-59 bulan akan mendapat kapsul warna merah,” kata saya di hadapan puluhan orang tua yang hadir saat itu.
Lebih lanjut, saya menekankan bahwa pemberian vitamin A pada anak balita mempunyai banyak manfaat. Vitamin A terlibat dalam proses produksi dan pertumbuhan sel darah. Sel darah merah berfungsi dalam transportasi sari-sari makanan ke seluruh tubuh, dan sel darah putih berperan sebagai sistem pertahanan tubuh dari serangan penyakit.
“Bila anak kita kekurangan vitamin A, maka anak akan sering sakit-sakitan seperti infeksi pernapasan dan diare. Jika ada anak yang batuk pilek tidak sembuh-sembuh, coba cek buku pink-nya, lihat riwayat pemberian vitamin A-nya. Apakah diberikan atau tidak. Padahal cara mendapatkannya cukup mudah dan gratis. Cukup bawa anak ke posyandu,” papar saya lebih lanjut.
Setelah selesai membawakan materi pertama, saya langsung melanjutkan materi penyuluhan tentang kewasapadaan dini penyakit-penyakit berbasis lingkungan. Di materi kedua ini, saya kembali menjelaskan bahwa saat ini kita sudah memasuki perubahan musim. Pergeseran musim dari musim kemarau ke musim hujan. Kondisi ini diperkirakan akan berdampak pada terjadinya peningkatan kasus penyakit berpotensi wabah.
“DBD, diare dan malaria adalah 3 jenis penyakit yang banyak muncul di bulan-bulan ini dan ke depan. Jika tidak dikendalikan secara baik, bukan tidak mungkin akan dapat berubah menjadi Kejadian Luar Biasa atau KLB. Pengendalian penyakit berbasis lingkungan mudah untuk dilakukan. Cukup dengan menggerakan dan memasyarakatkan gerakan 3M dan mengaktifkan kembali hari-hari bersih di Desa,” papar saya saat itu.
Gerakan 3 M yang dimaksud adalah M1: Menutup tempat-tempat penampungan air agar nyamuk tidak masuk dan berkembang biak. M2: Menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, drum, gentong, dan lain-lain agar nyamuk bisa dimusnahkan. Dan M3: menimbun kaleng-kaleng bekas atau barang plastik lainnya yang berserakan di sekitar rumah; yang bisa menjadi tempat tertampungnya air hujan.
Di akhir penyuluhan, sebagai perawat saya meminta kepada peserta agar, jika ada anggota keluarga atau tetangga yang sakit diare atau demam, segera dibawa ke puskesmas atau pustu untuk diperiksa dan diobati. Jika di luar jam dinas, maka segera hubungi tenaga kesehatan yang ada di desa agar cepat diberikan pertolongan
“Anggota Darbin Wewit saat ini kami ada 8 orang. Jumlah kami cukup banyak. Karena itu jika ada hal yang dibutuhkan segera bisa hubungi kami,” pesan saya sebelum mengakhiri penyuluhan.
Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh tenaga kesehatan Desa Wewit, PLKB Kecamatan Adonara Tengah, para kader posyandu dan ibu-ibu orang tua bayi-balita.