Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (FKp Unair) Surabaya menggelar kegiatan branding program studi (Prodi) Spesialis Keperawatan Medikal Bedah (Sp. Kep.MB), Magister Keperawatan, dan Doktoral Keperawatan pada Sabtu (20/07/2024) di Kampus STIKes Maranatha Kupang, NTT.
Kegiatan yang disiarkan juga secara daring melalui Zoom itu dihadiri oleh dosen dan mahasiswa STIKes Maranatha Kupang, Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang, Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kupang, dan STIKES Nusantara Kupang.
Selain itu, hadir pula pimpinan bidang keperawatan dari fasilitas kesehatan seperti RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang, RSUD Naibonat, RS Leona, dan RS lainnya yang berada di Kota dan Kabupaten Kupang.
Sedangkan tim branding dari FKp Unair terdiri dari Wakil Dekan II: Dr. Joni Haryanto, S.Kp.,M.Si; Koordinator Prodi Spesialis Keperawatan Medikal Bedah: Dr. Sriyono, S.Kep.,Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB; dan beberapa mahasiswa Prodi Spesialis Kep. MB dan Magister Keperawatan.
Ketua STIKes Maranatha Kupang yang pada kesempatan itu diwakili oleh Wakil Ketua I Bidang Akademik, Muhammad Saleh Nuwa, S.Kep., Ns, M.Kep, dalam kata sambutannya memberikan apresiasi kepada FKp Unair yang bersedia datang untuk memperkenalkan beberapa peluang pendidikan yang penting bagi lulusan di STIKes Maranatha Kupang, maupun bagi perawat di NTT pada umumnya.
“Kita jarang mendengar ada kampus besar lain yang mau datang perkenalkan program studinya di NTT, tapi FKp Unair bisa hadir di tengah-tengah kita sekarang. Ini luar biasa!” kata Muhammad Saleh Nuwa yang disambut tepuk tangan hadirin.
Karena itu, Dosen STIKes Maranatha Kupang yang akrab disapa Pak Musa itu berharap para peserta bisa memanfaatkan peluang tersebut. Menurutnya, kualitas pendidikan di FKp Unair sudah tidak diragukan lagi, sehingga sangat baik bila ada perawat di NTT yang bisa melanjutkan pendidikan dalam bidang keperawatan di sana.
Sementara itu, Dekan FKp Unair yang pada kesempatan itu diwakili oleh Wakil Dekan II Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M.Si, menyampaikan terima kasih kepada STIKes Maranatha Kupang yang telah memfasilitasi kegiatan sosialisasi/branding tersebut.
“Terima kasih juga buat perawat atau pimpinan dari institusi pendidikan tinggi keperawatan maupun utusan dari fasilitas kesehatan yang ikut berpartisipasi, baik yang hadir secara langsung maupun yang ikut secara daring melalui Zoom,” kata Dr. Joni.
Pada kesempatan itu, Dr. Joni menuturkan beberapa alasan kenapa memilih NTT sebagai tempat kegiatan branding FKp Unair saat ini. Selain alasan kedekatan secara emosional, Dr. Joni menerangkan bahwa Unair saat ini telah meraih peringkat satu dunia dalam kategori pemberantasan kemiskinan. Karena itu, ia meyakini bahwa melalui jalur pendidikan seseorang dapat meningkatkan pendapatan per kapita.
“Kita (Unair) berharap bisa juga memberi dampak ke sini (NTT),” imbuhnya.
Mengenal Prodi Doktoral Keperawatan FKp Unair
Setelah seremonial pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian sosialisasi program studi. Pada kesempatan pertama, Dr. Joni menyampaikan informasi seputar Prodi Doktoral Keperawatan.
Dr. Joni bercerita, Prodi Doktoral Keperawatan di FKp Unair sudah berdiri sejak 2017 dan saat ini telah mendapatkan status akreditasi “Unggul” dari LAM PT-KES. Karena itu, saat ini pun prodi ini telah masuk dalam daftar PT sasaran yang direkomendasikan oleh LPDP.
Dr. Joni juga menjelaskan, Prodi S3 Keperawatan di Uniar itu juga masuk dalam kategori “Doctor by Research” yang artinya, aktivitas tatap muka di kampus tidak terlalu lama; sekitar 3 bulan pada masa awal studi. Setelah itu, mahasiswa selanjutnya lebih banyak berada di lapangan atau lokasi yang menjadi sasaran atau tempat melakukan penelitian.
Program Doktoral Keperawatan itu memiliki masa studi normal selama 6 semester atau 3 tahun. Setiap mahasiswa akan melewati 11 tahapan ujian, mulai dari ujian prakualifikasi hingga ujian terbuka.
Menurut Dr. Joni, jika ada mahasiswa yang berhasil memublikasikan 3 artikel di jurnal internasional selama masa studi, maka mahasiswa tersebut akan dibebaskan dari Ujian Doktor Terbuka (UDT).
“Informasi mengenai besaran biaya dan persyaratan lain bisa Anda simak di website: ppmb.unair.ac.id,” tambah Dr. Joni.
Magister Keperawatan Kelas Dunia di FKp Unair
Dr. Joni melanjutkan sosialisasi tentang Prodi Magister Keperawatan FKp Unair yang telah mendapatkan pengakuan lembaga akreditasi internasional. Karena itu, ia menganjurkan perawat dari NTT untuk melanjutkan pendidikan di Prodi Magister Keperawatan kelas dunia yang ada di FKp Unair.
Ia menjelaskan bahwa, Prodi Magister Keperawatan FKp Unair memiliki lima peminatan, yaitu: Manajemen Keperawatan; Keperawatan Medikal Bedah; Keperawatan Jiwa; Keperawatan Komunitas; dan Keperawatan Anak.
Dr. Joni menambahkan, mahasiswa Magister Keperawatan akan menempuh masa studi normal selama 4 semester atau 2 tahun. Pada prodi ini, tersedia peluang beasiswa dari Kemenkes RI, LPDP, Unair Shcolarship, dan ada kesempatan mengikuti student exchange selama masa studi.
“FKp Unair telah bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi terbaik di beberapa negara di luar negeri, sehingga lulusan kita tentunya memiliki wawasan global yang baik dan pantas disebut magister keperawatan kelas dunia,” tambah Dr. Joni.
Lulusan Ners ke Ners Spesialis
Prodi Spesialis Keperawatan Medikal Bedah (Sp. Kep.MB) di Unair memiliki keunikan tersendiri. Kalau di beberapa institusi lain, program perawat spesial itu bisa ditempuh setelah seseorang menyelesaikan pendidikan S2 atau magister keperawatan. Sedangkan di FKp Unair, lulusan Ners bilang langsung menempuh pendidikan Ners spesialis.
“Syaratnya, calon mahasiswa minimal telah bekerja pada bidang yang ingin dipelajari selama 2 tahun,” jelas Dr. Sriyono yang merupakan Koordinator Prodi Spesialis Keperawatan Medikal Bedah di FKp Unair.
Prodi ini juga menerima perawat yang bekerja di institusi pendidikan sebagai calon dosen. Jika dari institusi pendidikan, maka pengalaman melakukan praktik laboratorium dan bimbingan mahasiswa saat praktik klinik menjadi bahan pertimbangan dalam proses penerimaan mahasiswa baru.
Dr. Sriyono menjelaskan, prodi Sp. Kep. MB di FKp Unair telah mendapatkan akreditasi “Baik Sekali” dari LAM-PTKes dan dalam waktu dekat akan mengajukan ulang karena secara internal sudah merasa yakin bisa masuk dalam kategori “Unggul”.
Di prodi ini memiliki 4 peminatan, lanjut Dr. Sriyono, di antaranya spesialis keperawatan gawat darurat; spesialis keperawatan kritis; spesialis keperawatan anestesi; dan spesialis keperawatan kamar bedah.
Lebih lanjut Dr. Sriyono menerangkan bahwa program Sp. Kep.MB ini bisa ditempuh selama 3 semester, jika proses pembelajaran berlangsung normal. Berdasarkan evaluasi, biasanya masa studi berakhir lama disebabkan karena masalah tugas akhir. Karena itu, menurut Dr. Sriyono, di FKp Unair mahasiswa wajib menyelesaikan proposal tugas akhir sejak semester pertama.
Dr. Sriyono juga menjelaskan, model tugas akhir dari Prodi Sp. Kep. MB ini kurang lebih sama dengan magister keperawatan. Perbedaannya terletak pada luaran dari hasil penelitian. Lulusan Sp. Kep. MB diharapkan bisa menghasilkan temuan baru yang bisa diterapkan dalam praktik keperawatan. Misalnya pembuatan format asesmen baru yang lebih efektif dan efisien atau adanya intervensi keperawatan yang lebih inovatif.
Dr. Sriyono meyakinkan banyak perawat dari NTT yang berminat belajar lebih lanjut. Karena itu, ia mengajak untuk bisa bergabung di Prodi Spesialis Keperawatan Medikal Bedah FKp Unair.
***
Para peserta sangat antusias mengikuti sosialisasi tersebut. Saat sesi diskusi dimulai, banyak peserta yang aktif bertanya.
Kegiatan yang dimulai pukul 10.00 WITA itu baru berakhir menjelang pukul 14.00 WITA. Semua pertanyaan peserta telah dijawab dengan baik oleh Tim Branding FKp Unair.
“Informasi lain seputar penerimaan mahasiswa baru bisa cek di: ppmb.unair.ac.id,” tekan Dr. Joli sekali lagi.
Di akhir sesi kegiatan, Tim Branding FKp Unair menyerahkan cenderamata kepada pimpinan STIKes Maranatha Kupang. Acara pun diakhiri dengan foto bersama.
Penulis: Saverinus Suhardin (Infokom DPW PPNI NTT)