Oleh: Maria Brigita Putri Iba
(Warga Kelurahan Pasir Panjang)
Pandemi COVID-19 memberikan banyak pengaruh pada kehidupan masyarakat. Adaptasi dengan kebiasaan baru diwajibkan dengan tujuan untuk mencegah penularan dari virus Corona. Kekhawatiran pada masyarakat akan virus ini berdampak pada perubahan aktivitas sehari-hari, termasuk di antaranya pelaksanaan imunisasi pada anak.
Pelayanan imunisasi merupakan salah satu pendekatan kepada kesehatan masyarakat yang tepat dan praktis yang dapat mencegah penyakit menular. Imunisasi anak saat pandemi COVID-19 adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Imunisasi pada anak bertujuan agar anak mendapatkan kekebalan yang alami sehingga sistem imunnya meningkat dan melindungi anak dari penularan penyakit. Pandemi COVID-19 juga berimbas pada jadwal imunisasi anak. Kenyataannya tidak sedikit orang tua yang ragu membawa anaknya ke pelayanan kesehatan untuk melakukan imunisasi karena takut tertular virus yang sudah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia ini.
Pada Mei 2020, Organisasi kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan program imunisasi di 68 negara harus terhenti akibat pandemi, mengakibatkan 80 juta bayi yang tinggal di negara tersebut terancam penyakit menular seperti campak dan polio. Hal ini juga terjadi di Indonesia, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bersama UNICEF, ditemukan bahwa sebesar 83,9% pelayanan kesehatan terdampak pandemi COVID-19, yang artinya program imunisasi juga tidak terlaksana dengan baik.
Menurut Rizky Ika Safitri, Communication for Development Specialist UNICEF, Indonesia telah melakukan survei di awal pandemi bersama Kementerian Kesehatan. “Ada lebih dari 5000 posyandu dan puskesmas yang sudah, mengaku mengalami gangguan seperti misalnya sebagian layanan imunisasi rutin terhenti, orang tua juga khawatir membawa anak untuk diimunisasi karena di masa pandemi COVID-19 seperti ini,” terangnya.
Untuk itu, pemerintah melalui Kemenkes mengeluarkan panduan tentang pelayanan imunisasi di puskesmas dan posyandu. Ada empat hal yang menjadi poin penting, “Harus jaga jarak, dipisah antara pasien COVID-19 dan bukan, jadwalnya diatur agar datang tidak berkerumun, dan ditekankan untuk menjaga protokol 3M kepada semua nakes dan pasien yang ada di puskesmas dan posyandu,” ujar Rizky.
Perawat juga berperan sangat penting dalam menjalankan program imunisasi, khususnya program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN). Selama masa pandemi ini seharusnya seorang perawat harus lebih kuat lagi menghadapi berbagai tantangan. Apalagi di Indonesia sedang berlangsung program BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional), maka para perawat berperan lebih dalam program ini. Sebab perawat memiliki peran penting dalam sistem kesehatan dunia.
Sebagai informasi, pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah upaya Kementerian Kesehatan untuk menutup kesenjangan imunitas kesehatan di masyarakat karena dampak dari pandemi COVID-19. BIAN dilaksanakan selama satu bulan, bertahap di seluruh provinsi Indonesia.
Oleh karena itu, pentingnya kesadaran sebagai orang tua untuk memanfaatkan kesempatan dengan baik, sehingga imunisasi yang diberikan kepada anak tidak terhambat dan anak dapat terhindar dari berbagai penyakit menular. Selain itu, penting juga pengetahuan bagi setiap masyarakat agar bisa mendukung dan memperlancar semua proses, guna mengamankan kesehatan dunia.
***
(Tulisan ini merupakan salah satu tulisan yang diikutkan dalam lomba menulis dalam rangka IND dan BIAN yang diselenggarakan DPW PPNI Provinsi NTT. Jika Anda suka dengan tulisan ini, silakan bagikan di media sosial Anda, karena salah satu penilaian diambil dari seberapa banyak tulisan ini dibaca orang. Selain itu, jika Anda tertarik ikut lomba menuli ini juga, klik informasinya di sini)