Oleh: Vebriyati Nenobais

(Mahasiswi Akademi Keperawatan Maranatha Groups)

Imunisasi merupakan upaya kesehatan  yang paling efektif dan efisien dalam mencegah beberapa penyakit berbahaya. Harus ketahui bahwa peran imunisasi dalam menyelamatkan anak dari kesakitan, kecacatan, bahkan kematian akibat penyakit-penyakit seperti cacar, polio, tuberkulosis, hepatitis B yang dapat berakibat pada kanker hati, difteri, campak, rubella.

Imunisasi sangat penting, maka setiap anak diwajibkan untuk mendapatkan pelayanan imunisasi lengkap, seperti: Hepatitis B, BCG,Polio-1, DPT/HB-1, Polio-2, DPT/HB-2,Polio-3,DPT/HB-3,Polio-4, dan ditambahkan dengan vaksin booster. Untuk itu, orang tua sebagai pengasuh harus mengikuti penyuluhan di pustu dan posyandu terdekat untuk mengetahui kapan harus menyelesaikan jadwal imunisasi pada anak.

Pentingnya Imunisasi pada Anak

Anak harus mendapatkan imunisasi sedini mungkin dengan tujuan agar dapat memberikan perlindungan dan terhindar dari berbagai penyakit. Itulah alasan mendasar bagi pemerintah melalui tenaga kesehatan untuk terus-menerus meyakinkan masyarakat akan pentingnya imunisasi.

Berikut ini jenis imunisasi yang penting untuk melindungi bayi usia kurang dari 1 tahun. Dan ini akan memberikan hasil yang sangat efektif jika diberikan pada usia yang tepat.

Umur Jenis Vaksin yang Diberikan
0-7 hari Hepatitis B
1 bulan BCG, Polio 1
2  bulan DPT/HB-1, Polio-2
3 bulan DPT/HB-2, Polio-3
4 bulan DPT/HB-3, Polio-4
9 bulan Campak

 

Orang tua harus tetap mengikuti jadwal imunisasi yang diwajibakan. Jika anak tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap sebelum usia  1 tahun, misalnya karena kendalan pandemic COVID-19 atau alasan lain, maka orang tua tetap mendatangi fasilitas kesehatan untuk melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan. Upaya itu perlu dilakukan karena sangat penting bagi anak tersebut untuk segera melengkapinya.

Vaksin Tambahan (Booster)

Selain jenis-jenis vaksin di atas, berikut ini ada dosis vaksin tambahan, yang disebut sebagai booster dan diberikan setelah usia anak 1 tahun. Nah, pemberian vaksin booster ini bertujuan agar anak yang mendapatkan vaksin ini dapat dilindungi lebih lama. Di Indonesia, booster yang diwajibakan diberikan pada anak Sekolah Dasar melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), dengan jadwal yang diberikan sebagai berikut :

Kelas SD Jenis Vaksin yang diberikan
1 Campak, DT
2 TT
3 TT

 

Sudah diketahui bersama bahwa, imunisasi melindungi anak terhadap beberapa penyakit yang berbahaya dan juga dapat mengancam nyawa pada anak tersebut. Jika, seorang anak tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap, maka anak tersebut akan lebih mudah terserang berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan dan kematian.

Maka dari itu, imunisasi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk meningkatkan kekebalan tubuh seorang anak yang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila di usia yang akan datang anak tersebut terpapar dengan penyakit, tidak akan sakit atau hanya sakit ringan.

Imunisasi dapat  Melindungi Anak dari Penyakit (PD3I)

Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Semua anak yang dikategorikan sebagai anak yang cacat, harus mendapatkan imunisasi, yang disuntikkan atau diteteskan melalui alat pencernaan (mulut).

Pada tahun 1980, sebelum imunisasi dilakukan secara luas, diperkirakan lebih 20 juta orang di dunia terkena Campak dengan 2,6 juta kematian setiap tahun yang sebagian besar adalah anak-anak di bawah usia lima tahun. Sejak tahun 2000, lebih dari satu miliar anak di negara-negara berisiko tinggi telah divaksinasi melalui program imunisasi, sehingga pada tahun 2012 kematian akibat Campak telah mengalami penurunan sebesar 78% secara global.

Indonesia merupakan salah satu dari negara-negara dengan kasus Campak terbanyak di dunia. Sesuai dengan hasil yang didapat masa penularan penyakit Campak terjadi pada 4 hari sebelum rash sampai 4 hari setelah timbul rash. Puncak penularan pada saat gejala awal (fase prodromal), yaitu pada 1-3 hari pertama sakit. Masa Inkubasi terjadi pada 7 – 18 hari.

Gejala Campak ditandai dengan : Demam dengan suhu badan >380C, bercak kemerahan yang timbul dibelakang telinga, bercak putih keabuan di pipi bagian dalam. Penyakit campak yang disebabkan oleh virus RNA, dan pennyebarannya melalui batuk dan bersin serta kontak langsung dengan penderita.

Dari kejadian tersebut maka campak dinyatakan sebagai Kasus Luar Biasa (KLB) di mana terdapat 18 Provinsi (52,9%) yang mengalami peningkatan kasus dalam tiga (3) tahun terakhir salah satunya dari NTT.

Karena itu, orang tua terutama ibu rumah tangga diwajibkan untuk segera membawakan anak ke fasilitas kesehatan terdekat. Bisa ke pustu dan posyandu untuk menadapatkan pelayanan imunisasi secara tepat dan sesuai dengan umur dan jenis imunisasi yang sesuai. Salah satunya imunisasi campak pada anak usia 9 bulan, supaya mencegah dan mengurangi penularan virus RNA yang mengakibatkan penyakit campak, karena campak dapat mengakibatkan kematian pada anak.

Vaksin yang Disediakan  bagi Ibu dan Anak

Imunisasi tidak hanya dilakukan pada anak, tetapi imunsai juga bisa dilakukan pada Wanita Usia Subur (WUS). Program imunisasi pada ibu hamil dilaksanakan dalam rangka komitmen Indonesia, untuk melaksanakan Maternal and Neonatal Tetanus elimination (MNTE) yaitu program eliminasi tetanus pada neonatal (bayi) dan wanita usia subur termasuk ibu hamil.

Imunisasi yang didapatkan ibu hamil adalah Imunisasi TT yang diberikan minimal dua dosis sebelum atau pada saat hamil, akan memberikan perlindungan pada ibu dan bayinya sampai dengan usia beberapa minggu selah ibu melahirkan.

Pada usia 9 bulan, anak harus memerlukan dosis vaksin campak dengan tujuan untuk mencegah penularan virus. Pemberian TT pada bayi anak usia dua (2) bulan memerlukan dosis pertama untuk memperpanjang masa perlindungan. Selain itu, ada juga pemberian kapsul Vitamin A yang dilakukan setiap 4-6 bulan sekali yaitu pada bulan Februari dan bulan Agustus, setiap anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun.

Selain imunasasi, ASI (Air Susu Ibu) pun yang sangat penting dan bermanfaat pada bayi. ASI mengandung zat gizi (protein, lemak,karbohidrat, garam, mineral, serta vitamin), dan ASI juga mengandung zat pelindung terhadap infeksi oleh berbagai kuman penyakit. ASI melindungi bayi dari diare; alergi; mengurangi kejadian gigi keropos pada anak; serta memberikan keuntungan psikologis yang baik terhadap anak karena berhubungan erat dengan ibu sehingga menimbulkan rasa aman pada bayi atau anak.

Selain bermanfaat bagi bayi, pemberian ASI juga bermanfaat bagi ibu, salah satunya mengurangi risiko terkena kanker payudara. sedangkan manfaat ASI bagi keluarga adalah mengurangi pengeluaran rumah tangga, yaitu biaya pembelian susu formula dan mengurangi biaya pengobatan karena bayi tidak mudah sakit.

***

(Tulisan ini merupakan salah satu tulisan yang diikutkan dalam lomba menulis dalam rangka IND dan BIAN yang diselenggarakan DPW PPNI Provinsi NTT. Jika Anda suka dengan tulisan ini, silakan bagikan di media sosial Anda, karena salah satu penilaian diambil dari seberapa banyak tulisan ini dibaca orang. Selain itu, jika Anda tertarik ikut lomba menuli ini juga, klik informasinya di sini)

Artikulli paraprakTingkatkan Imunisasi dengan Kunjungan Rumah
Artikulli tjetërSelain Imunisasi