Oleh: Sirilus Selaka

(Perawat di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang)

Maraknya judi online di Indonesia merupakan akibat dari perilaku masyarakat yang malas dan ingin untung dalam sekejap. Ambisi sebagian orang yang ingin cepat kaya membuat praktik judi online banyak digemari dan semakin sulit diberantas meski Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) siap menjerat para pelaku maupun orang yang mendistribusikan muatan perjudian dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak 1 miliar rupiah.

Kecanduan judi online seperti slot, togel dan lain-lain pada akhirnya bisa menghancurkan hidup para pemainnya, baik secara finansial, emosional dan sosial. Silihbergantinya kemenangan yang dialami membuat pemainnya terjerumus hingga kecanduan. National Council on Problem Gambling (NCPG) di Amerika Serikat memperkirakan bahwa kebangkrutan, pencurian, KDRT, pengabaian anak, penyitaan rumah dan aset lainnya  hingga bunuh diri juga terkait dengan kecanduan judi online.

Gejala kecanduan judi; pertama, selalu ada hasrat berjudi dengan jumlah uang yang meningkat untuk mencapai kemenangan yang diinginkan. Kedua, gelisah atau mudah tersinggung ketika mencoba mengurangi  atau menghentikan perjudian tersebut. Ketiga, berulang kali  gagal untuk mengendalikan, mengurangi atau menghentikan perjudian. Keempat, memaksakan berhutang bahkan berbuat kriminal untuk sekedar ada modal berjudi. Kelima, berbohong atau menyembunyikan tingkat kecanduan berjudi. Keenam, kehilangan relasi, pekerjaan atau karir. (Detik.com, 12-7-2022)

Jauhi  Judi

Testimoni beberapa mantan penjudi menunjukan bahwa untuk berhenti berjudi bukan perkara sulit. Yang penting ada kemauan dan kesadaran bahwa kita adalah korban penipuan. Berikut tipsnya; pertama, berpikir rasional. Tidak seorangpun  yang menjadi kaya dengan bermain judi kecuali bandar judi. Mungkin kekayaan hanya sementara, selepas itu uang akan kembali tersedot mesin.

Kedua, sadarilah bahwa mesin memanipulasi hidup kita. Di awal, bisa saja kita   mendapatkan kemenangan lalu di pertengahan atau akhir permainan kita terus mengalami kekalahan. Saat uang kita hampir habis, mesin akan member sedikit kemenangan, kemudian menghabiskan semua uang kita. Ketahuilah bahwa itu adalah pola mesin judi untuk membuat kita ketagihan dan melakukan deposit lagi dan lagi.

Ketiga, akui dengan jujur bahwa kita kecanduan judi.  Dengan  lapang dada menerima kenyataan bahwa kita benar kecanduan judi.Pecandu biasa terjebak dalam tahap penyangkalan.Gejolak emosional sangat umum terjadi di masa ini, di mana satu sisi kita bisa bertindak rasional dan mengakui bahwa  perjudian menghancurkan hidup kita, sementara sisi gelap kita mengidap sindrom  judi dengan intensitas yang lebih tinggi. Ceritakan pada pasangan, orangtua, keluaraga  atau sahabat untuk mendapatkan dukungan yang tepat.

Keempat, introspeksi bagaimana hidup  kita berubah total akibat berjudi. Mulailah dengan membuat daftar hutang, rincian pembayaran serta tunggaka pinjaman dari bank, koperasi, teman atau keluarga. Jika  kehilangan rumah atau sedang dalam proses penyitaan, prioritaskan hal ini dalam daftar. Hal yang sama berlaku jika barang-barang mewah, seperti mobil, perhiasan, atau tanah, telah diambilalih sebagai  denda menunggak cicilan. Satu-satunya  cara untuk mulai mendaki kembali dari masalah yang disebabkan oleh kecanduan berjudi adalah dengan bercermin pada situasi saat ini.

Kelima, temukan apa alasan sebenarnya berjudiAlasan  adalah motivasi seseorang melakukan  sesuatu, termasuk berjudi. Alasan lazim berjudi  adalah mencari kesenangan, mencari teman, mencari uang sampai mencari cara melupakan  masalah. Keenam, atur  pengeluaran dan menabung. Ini  membantu  kita terhindar dari lingkaran setan judi di internet. Ketujuh, blokir kontak dan  iklan judi.Ketika mendaftar  akun pada situs judi online maka data termasuk nomor ponsel kita akan diedarkan ke jaringan bandar lainnya. Ini membuat banyak sekali pesan Whats App dan SMS  yang menawarkan judi dari  beragam situs. Jangan  hanya blokir tapi laporkan kontak agar otomatis terblokir system WhatsApp.

Kedelapan, jauhi penjudi.Hindari kontak dengan teman-teman yang masih kecanduan. Jika tidak mungkin, maka anggaplah mereka adalah budak mesin judi dan kita adalah orang merdeka. Kesembilan, hindari bernostalgia tentang masa-masa kemenangan.Jangan pernah melihat ke belakang!  Kesepuluh, hapus aplikasi M-Banking untuk sementara atau selamanya. Kesebelas, cari aktivitas bermanfaat.  Menutup akses ke sumber  perjudian tidak sertamerta menghilangkan hasrat berjudi. Jadi, alihkan pikiran dengan hobby lain yang positif. Keduabelas,cari bantuan professional. Jika sakau judi  menjadi tidak tertahankan maka konsultasikan ke psikiater, psikolog  atau rohaniwan. (Jurnal Soreang, 31-5-2022)

Jika sudah menjauhi judi, mari jumpai janda, fakir miskin dan anak terlantar. Daripada uang kita berikan kepada bandar judi untuk memelihara janda kaya, lebih baik  kita yang memberikan langsung kepada janda miskin, yatim-piatu dan anak terlantar yang diterlantarkan negara.

Perawat Pemadat, Pemabuk dan Penjudi

Perawat kok merokok, mabuk, main judi?Ya, karena perawat juga manusia. Sebuah survey “alakadaranya” menunjukan jumlah nakes perokok mencapai angka 30%, pemabuk 20% dan penjudi mencapai 60%. Angka 60% tersebut mencakup semua jenis judi termasuk taruhan bola, taruhan pemenang pilpres, pilkada, pileg, adu ayam, pacuan kuda, judi darat dan judi online. Bahkan sampai membentuk kelompok atau grup ekslusif untuk berbagi info gacor, trik dan modal. Seorang teman yang membuat Grup WA bernama PPJA (Perawat Penjudi Aktif) menulis deskripsi grup: bersama kita kaya, bersatu guling bandar. Hmmm, adi dong mau guling bandar? Mimpi!

Walau hasil survey di atas tidak representatif karena tidak ilmiah tapi dapat dijadikan landasan diagnosis penyakit menahun masyarakat yang menyerang nakes. Solusi yang ditawarkan di atas tidak untuk menyembuhkan secara total tapi setidaknya mengurangi nyeri yang sering mencapai skala 10 kala tagihan menghampiri.

Jika dulu berjudi memakai slogan pantang pulang sebelum menang maka kini  cobalah untuk berhenti dengan slogan; jauhi judi sebelum dijauhi segala yang dimiliki.  Semoga ini dapat menjadi referensi bagi mantan, calon, pemula atau pecandu judi yang sedang membuat refleksi  dan resolusi berhenti berjudi*

Artikulli paraprakPotensi dan Strategi Penanganan Kebencanaan di NTT
Artikulli tjetërPPNI NTT Hadiri Pembukaan PKKMB Poltekkes Kupang

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini