Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (DPW PPNI NTT) memberikan Training of Trainer (ToT) kepada Dewan Pengurus Daerah (DPD) dan Dewan Pengurus Komisariat (DPK) PPNI yang berada di zona Kabupaten Belu dan Malaka pada Sabtu (25/03/2023) secara daring melalui media Zoom.

Ketua panitia, Domianus Namuwali, dalam laporannya pada seremonial pembukaan mengatakan bahwa, ToT DPD dan DPK Zona Belu dan Malaka itu merupakan tindak lanjut dari dari ToT Terintegrasi yang difasilitasi oleh DPP PPNI pada 17-18 September 2022 lalu. Dan di tingkat DPW PPNI NTT, kegiatan itu difasilitasi oleh Bidang Organisasi dan Kaderisasi (OKK).

Selain alasan tersebut, Domianus Namuwali menjelaskan bahwa pedoman dan peraturan organisasi mengalami banyak perubahan dan kemajuan. Menurutnya, salah satu perubahan yang paling terasa adalah perubahan pengelolaan organisasi yang sebelum konvensional menjadi lebih modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Perubahan tata kelola organisasi itu harusnya diketahui oleh semua pengurus PPNI di berbagai level, mulai dari pusat hingga komisariat. Karena itu, Domianus Namuwali berharap pengurus bisa melakukan penyesuaian diri dengan berbagai perubahan tersebut.

“Supaya bisa memiliki pemahaman yang sama, maka dilakukan ToT hari ini,” jelas Domianus Namuwali yang juga menjabat sebagai anggota Divisi Organisasi dan Kaderisasi DPW PPNI NTT periode 2022-2027.

Pada kesempatan itu, Domianus Namuwali juga berharap kepada peserta yang berasal dari DPD dan DPK PPNI zona Belu dan Malaka untuk mengikuti kegiatan dengan seksama, meskipun berlangsung secara daring melalui Zoom.

“Kalau semua pengurus memiliki pemahaman yang baik tentang tata organisasi, maka selanjutnya bisa memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada anggota,” tutup Domianus Namuwali.

Peserta ToT yang mengikuti kegiatan melalui Zoom

Jadi Pengurus PPNI Tidak Hanya Modal Semangat

Ketua DPW PPNI NTT, Aemilanus Mau, S.Kep.,Ns, M.Kep, mengapresiasi panitia dan pengurus PPNI di zona Belu dan Malaka yang telah meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan masing-masing. Menurutnya, kehadiran pengurus dalam kegiatan tersebut menunjukkan adanya komitmen yang baik dalam membangung organisasi profesi perawat PPNI.

Ketua DPW PPNI NTT yang sedang menjalani masa kepemimpinan periode kedua itu bercerita bahwa, sejak 5 tahun lalu PPNI mengalami perubahan yang semakin mantap. Menurutnya, PPNI merupakan organisasi profesi yang memiliki pedoman dan peraturan organisasi yang lengkap.

“Saya lihat di pusat itu sangat tertata dengan baik. Organisai profesi lain belum ada yang seperti kita,” tambah Aemilianus Mau yang juga merupakan pengurus Departemen Diklat DPP PPNI.

Karena sudah memiliki pedoman dan peraturan organisasi yang lengkap, maka Aemilianus Mau berharap pengurus—baik di tingkat Provinsi NTT (DPW), Kota/Kabupaten se-NTT (DPD), dan tingkat komisariat (DPK)—harus memahami seperangkat aturan tersebut dan mulai bekerja sesuai ketentuan.

Aemilianus Mau menambahkan, dalam bekerja pengurus PPNI sebaiknya menggunakan pendekatan multichannel dan multilevel. Menurutnya, multilevel bermakna semua pengurus PPNI dari tingkat pusat hingga komisariat harus aktif di area atau tingkatan masing-masing. Sedangkan multichannel dimaksudkan agar dalam bekerja pengurus menjalin kerja sama dengan bidang lain atau dengan organisasi lain.

Sebagai contoh, Aemilianus Mau mengangkat kasus penetapan pangkat untuk lulusan ners. Secara aturan, harusnya bisa langsung golongan 3B. Tapi dalam pelaksanaannya, masing-masing pemerintah daerah belum mengimplementasikan secara benar.

Menurut Aemilianus Mau, pada kasus seperti itu, pengurus di tingkat DPD bisa melakukan advokasi kepada bupati. Dan selama melakukan advokasi tersebut, lanjut Aemilianus Mau, pengurus bidang hukum bisa bekerja sama dengan bidang politik dan kesejahteraan. Itulah contoh penerapan multichannel dan multilevel menurut Aemilianus Mau.

Lebih lanjut Aemilianus Mau menekankan tentang pentingnya setiap pengurus mengikuti ToT untuk belajar berorganisasi. “Jadi pengurus tidak bisa hanya modal semangat saja, tapi ada ilmunya juga,” imbuh Aemilianus Mau.

Pada kesempatan itu, Aemilianus Mau juga mengingatkan peran masing-masing bidang dalam organisai PPNI. Seperti bidang pemberdayaan politik, ia berharap kelak akan muncul anggota legislatif yang memang lahir dari kader organisasi PPNI. Ia mendorong agar semua pengurus harus melek politik sebagai bagian dari warga negara Indonesia.

Kepada bidang kerja sama, Aemilianus Mau mengingatkan untuk melakukan kerja sama dengan pemda atau faskes yang ada di sekitar DPD/DPK PPNI setempat. Ia juga mengingat peran bidang diklat yang menjadi salah satu pusat pengembangan kemampuan atau komptensi anggota.

Khusus bidang hukum, Aemilianus Mau mengingatkan agar selalu melakukan sinkronisasi peraturan dari pusat hingga daerah. Ia berpesan agar pengurus bidang hukum bisa mempelajari semua peraturan yang berkaitan dengan perawat, kemudian melakukan advokasi kepada pemerintah daerah.

Bidang infokom diingatkan untuk selalu menginformasikan kegiatan yang dilakukan pengurus. Aemilianus Mau menilai pemberitaan kegiatan itu penting untuk diketahui anggota, sehingga anggota tahu bahwa pengurus sudah bekerja dengan baik. Karena itu, ia menganjurkan agar pengurus infokom diberdayakan untuk mampu menulis berita.

Secara umum, Aemilianus Mau juga mengingatkan agar setiap menjalankan kegiatan organisasi tidak hanya KSB (Ketus, Sekretaris dan Bendahara) saja yang bergerak. Ia mengharapan pengurus di setiap level bisa menerapkan prinsip kerja kolektif-kolegial. Setiap bidang atau seksi yang ada dalam kepengurusan harus diberdayakan dan antarpengurus harus mampu bekerja sama; saling melengkapi satu sama lain.

“Kami di DPW memang belum sempurna, tapi kita terus belajar dari pusat (DPD). Selama ini DPD juga sudah bagus. Tinggal DPK yang perlu lebih aktif lagi,” harap Aemilianus Mau.

Di akhir sambutannya, Aemilianus Mau mengajak semua pengurus untuk berubah lebih baik dari waktu ke waktu. Ia juga berharap agar ToT itu tidak sekadar omong, tapi dilaksanakan dengan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja tuntas.

“Materi ToT-nya singkat saja, nanti kita lebih banyak diskusi,” tutup Aemilianus Mau sebelum membuka secara secara resmi.

Penyampaian materi umum Ketua DPW PPNI NTT yang dipandu moderator Pius Berek

Belajar Sesuai Bidang

Setelah seremonial pembukaan, kegiatan dilanjutkan pemberian materi umum dari Ketua DPW PPNI NTT tekait motivasi berorganisasi sekaligus memaparkan informasi umum mengenai pengelolaan organisasi. Sesi ini dipandu moderator Pius A. Berek, Ketua DPD PPNI Belu.

Aemilianus Mau mengawali materinya dengan bercerita perjalanannya yang dimulai menjadi pengurus PPNI di tingkat dasar, lalu terus berkembang dan pada akhirnya dipercaya sebagai Ketua DPW PPNI NTT selama dua periode.

Berdasarkan pengalaman panjang tersebut, Aemilianus Mau menyimpulkan bahwa segala sesuatu harus melalui tahapan. Selain itu, ia juga mengingatkan tentang pentingnya menghargai ketua atau pimpinan organisasi, siapa pun dia yang menjadi ketua.

Selanjutnya Aemilianus Mau memutar dua video yang menceritakan tentang filosofi berorganisasi. Video pertama menggambarkan karakater orang yang bergabung dalam organisasi, ada yang membuat organisasi jadi maju, ada yang hanya menikmati hasilnya, ada yang sekadar ikut ramai saja, ada yang pura-pura mendukung tapi sebenarnya ingin menghambat organisasi, dan masih banyak karakter lainnya.

Sedangkan video kedua berisi perbandingan sebuah pohon dengan peran masing-masing orang dalam organisasi. Bagian-bagian pohon seperti akar, batang, dahan, ranting, daun, bunga, buah dan sebagainya itu diibaratkan bidang-bidang atau orang yang ada dalam organisasi. Menurut video itu, setiap orang tidak bisa berperan menjadi semua unsur yang ada pada sebuah pohon. Kita mungkin hanya bisa menjadi akar, atau menjadi batang, atau daun. Karena keterbatasan, kita tidak menjalankan banyak peran seorang diri.

Setelah menunjukkan dua video tersebut, Aemilianus Mau melanjutkan tentang gambaran umum organisasi profesi PPNI. Ia menjelaskan mengenai nilai dasar yang dianut PPNI, visi dan misinya, manajemen pengelolaan organisasi, penguatan peran dan fungsi organisasi, serta badan kelengkapan yang dimiliki PPNI.

Setelah penyampaian materi umum Ketua DPW PPNI NTT tersebut, masing-masing peserta dibagi ke dalam ruangan Zoom berbeda; sesuai peran atau posisi di masing-masing level kepengurusan.

Panitia menyiapkan 8 breakout room di Zoom, antara lain untuk sekretariat, bendahara, bidang penelitian dan infokom, bidang organisasi dan kaderisasi, bidang diklat, bidang kesejahteraan, bidang pelayanan, dan bidang hukum dan politik.

Di setiap ruangan Zoom tersebut, ada ada sesi penyampaian materi oleh narasumber yang merupakan wakil ketua bidang atau ketua dan anggota divisi tingkat DPW PPNI NTT. Sesuai arahan Ketua DPW PPNI NTT, sesi penyampaian materi berlangsung singkat. Peserta diberi keleluasaan untuk berdiskusi langsung dengan narasumber.

Suasana diskusi di ruang bidang penelitian dan infokom

Peserta Puas

Melius Mau Loko, salah satu peserta dari DPD PPNI Belu mengaku bersyukur bisa mengikuti ToT tersebut. Menurutnya, kegiatan itu merupakan kesempatan yang baik untuk belajar tentang berorganisasi PPNI. Selama ini ia merasa banyak yang kurang paham sebagai pengurus PPNI, tapi dengan mengikuti ToT, ia kini sudah mendapatkan gambaran yang jelas.

“Terima kasih kepada narasumber yang sudah berbagi ilmu dan pengalamannya. Kami belajar mengisi kekurangan yang ada di DPD dan DPK. Terima kasih juga untuk DPW PPNI NTT yang telah menfasilitasi kegiatan,” ungkap Melius Mau Loko.

Peserta lain dari DPD PPNI Malaka, Ary Klau, juga menyampaikan kesan yang sama. Ia mengaku sangat terbantu dengan materi ToT yang disampaikan para narasumber. Ary Klau mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan positif tersebut.

Ketua DPW PPNI NTT, Aemilianus Mau, saat menyampaikan kata sambutan pada acara penutupan juga mengaku puas dengan kegiatan ToT perdana untuk pengurus PPNI zona Belu dan Malaka tersebut. Ia berharap, kegiatan ToT di zona berikutnya bisa lebih baik lagi.

Aemilianus Mau berpesan kepada peserta agar bisa aktif lagi sebagai pengurus setelah pelaksanaan ToT tersebut. Menurutnya, setiap level kepengurusan itu minimal melakukan rapat satu kali dalam sebulan.

“Jangan diam-diam saja,” tegas Aemilianus Mau.

Sebagai tindak lanjut kegiatan ToT, Aemilianus Mau meminta agar pengurus PPNI di setiap level kepengurusan bisa melakukan berbagai inovasi dengan membangun kerja sama antarbidang atau dengan organisasi lain.

“Terima kasih banyak atas komitmen dan kerja sama kita hari ini,” tutup Aemilianus Mau.

Penulis: Saverinus Suhardin (Infokom DPW PPNI NTT)

Artikulli paraprakTingkatkan Profesionalisme Perawat, DPK PPNI RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Gelar Seminar
Artikulli tjetërDPK PPNI Ile Boleng Peringati Hari Tuberkulosi Sedunia