Oleh: Anastasia W.S Conterius, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Palue merupakan daerah kepulauan yang berada di Kabupaten Sikka dengan kondisi geografis yang cukup menantang.  Letaknya di bawah kaki gunung, jalanan mendaki, dan dikelilingi lautan. Palue memiliki fasilitas kesehatan tingkat pertama di daerah puncak dan dekat pantai, sehingga perawat yang bertugas di wilayah ini adalah pejuang kesehatan yang berdedikasi karena bersedia melayani masyarakat hingga wilayah terluar dengan medan yang menantang.

Musim hujan menimbulkan masalah kesehatan, terutama kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini sering timbul ketika musim hujan karena kelembaban udara, sehingga nyamuk berkembang biak dengan baik. Gigitan nyamuk aedes ini menularkan virus Dengue dari orang terjangkit virus Dengue kepada yang lain. Jika sudah terinfeksi, maka akan menimbulkan demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala hingga perdarahan, syok, dan akhirnya menimbukan kematian.

Perawat sebagai tenaga kesehatan tentu memiliki kepekaan untuk melakukan tindakan preventif DBD, karena Sikka merupakan wilayah endemi DBD, sehingga Palue tidak luput dari DBD. Palue menjadi akses penularan DBD karena mobilitas warga menjual hasil panen dan laut ke kota kabupaten dan menukarkan dengan kebutuhan lainnya dari kota ke desa sehingga apabila terjangkit virus Dengue dapat menyebarkan kepada masyarakat Palue lainnya.

Oleh karena itu, menjelang HUT PPNI ke-50, DPK PPNI Palue Tuanggeo melakukan salah satu kesehatan komunitas untuk pencegahan DBD melalui pendidikan kesehatan. Edukasi DBD dilakukan pada Jumat, 15 Maret 2024 secara langsung menggunakan pengeras suara keliling kampung untuk memberi pemahaman tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) kepada masyarakat agar terhindar dari DBD.

Data DBD Kabupaten Sikka saat ini mencapai 173 kasus dan 2 kematian, sementara ada 22 orang yang sedang dirawat, sehingga peran perawat adalah melakukan upaya preventif agar kasus tidak bertambah—apalagi dari Palue. Rujukan kasus bila terjadi di Palue akan berisiko tinggi karena harus melalui lautan. Kondisi ini diperparah dengan musim gelombang laut dan angin kencang.

Pertolongan pertama hanya dapat diberikan stabilisasi cairan sebelum merujuk jika kondisi bertambah parah. Karena itu, tindakan pencegahan jauh lebih baik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya melakukan 3M plus, yaitu menguras tempat penampungan air secara rutin dan menutup tempat penampungan air, mengubur/mendaur ulang barang bekas serta menggunakan upaya pencegahan lainnya seperti menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai, menggunakan kelambu atau memasang kawat kasa pada jendela, menggunakan lotion anti nyamuk, menghindari menggantung pakaian, menjaga kebersihan lingkungan.

Semoga dengan kepedulian perawat bersinergi bersama masyarakat dapat mencegah kasus DBD di Pulau Palue, sehingga gaung perawat di masyarakat juga dikenal tidak hanya melakukan kuratif, tetapi juga kegiatan preventif dan promotif. Akhir kata, Selamat ulang tahun PPNI, tetap solid dan terus berjuang demi kesehatan bangsa Indonesia.

 

 

Artikulli paraprakRayakan Tahun Emas, DPD PPNI Matim Bersinergi Jaga Kebersihan Lingkungan
Artikulli tjetërPeringati HUT PPNI, DPD PPNI Ngada Gelar Aksi Sosial Donor Darah