
Kupang, ppnintt.org — Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPW PPNI) Nusa Tenggara Timur (NTT) sukses menyelenggarakan Training of Trainers (ToT) Terintegrasi secara daring selama dua hari, Jumat-Sabtu, 5-6 September 2025. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas dan menyamakan persepsi seluruh pengurus, mulai dari tingkat DPD hingga DPK, guna menghadapi dinamika dan tantangan baru yang dihadapi organisasi profesi perawat.
Seremonial Pembukaan dan Laporan Panitia
Acara ToT Terintegrasi ini dibuka secara resmi dengan seremonial yang diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars PPNI, diikuti dengan doa pembukaan. Ketua Panitia, Domianus Namuwali, S.Kep.,Ns.,M.Kep, dalam laporannya menyampaikan bahwa PPNI sebagai organisasi profesi harus mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan, terutama tata kelola yang kini banyak menggunakan teknologi informasi.
“Untuk mempermudah proses adaptasi dan agar mempunyai satu visi dalam menata organisasi, maka dipandang perlu untuk menyosialisasikan berbagai perubahan tersebut,” ujar Domianus. Ia menjelaskan, ToT ini bertujuan agar para pengurus memahami AD/ART hasil Munas Bali 2021, peraturan organisasi, serta pedoman dan panduan PPNI. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan DPD dan DPK dari tujuh kabupaten: Sumba Tengah, Ende, Sikka, Timor Tengah Selatan, Flores Timur, Manggarai, dan Kupang.
Sambutan dan Arahan Ketua DPW PPNI NTT
Ketua DPW PPNI NTT, Dr. Aemilianus Mau, S.Kep.,Ns.,M.Kep, dalam sambutannya mengapresiasi kerja keras Bidang OKK sebagai penyelenggara dan antusiasme para peserta. Ia menekankan pentingnya ToT ini di tengah perubahan signifikan pasca-pengesahan Undang-Undang Kesehatan 2023 (Omnibus Law).
“ToT ini dibuat agar setiap pengurus bidang bisa bekerja sesuai pedoman dan pengelolaan organisasi tidak hanya bertumpu pada Ketua, Sekretaris, dan Bendahara saja,” imbuhnya.
Aemilianus Mau mengakui adanya penurunan semangat pengurus PPNI di berbagai level karena banyak peran organisasi yang diambil alih oleh pemerintah. Namun, ia tetap meyakinkan bahwa PPNI masih sangat penting. “PPNI tetap bisa berperan dalam peningkatan kapasitas dan kapabilitas perawat melalui kegiatan ilmiah seperti seminar dan pelatihan,” tegasnya. Ia juga menyoroti peran Pusbangdiklat PPNI dan lembaga bantuan hukum yang berfungsi membela anggota.
Di akhir sambutannya, Aemilianus berharap agar ToT ini dapat ditindaklanjuti dengan program kerja nyata yang bermanfaat langsung bagi anggota. “Kita perlu berfokus menjalankan program yang benar-benar dibutuhkan anggota, supaya mereka menyadari pentingnya PPNI,” tutupnya sebelum membuka acara secara resmi.

Materi Umum dan Diskusi Bidang
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan materi umum yang disampaikan oleh Ketua DPW PPNI NTT. Ia menjabarkan tantangan yang dihadapi PPNI dan mengusulkan strategi adaptasi, sambil mengingatkan kembali visi-misi dan nilai-nilai dasar organisasi.
Materi kedua disampaikan oleh Sekretaris DPW PPNI NTT, Kori Limbong, S.Kep.,Ns.,M.Kep, yang menyosialisasikan metode akses terbaru Sistem Informasi Manajemen Keanggotaan (SIMK) Perawat. Ia berharap seluruh pengurus dapat meneruskan informasi ini kepada anggota di komisariat masing-masing agar dapat mengakses akun SIMK dengan mudah.
Sesi kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang terbagi menjadi sembilan bidang, antara lain: Sekretaris, Bendahara, Organisasi dan Kaderisasi (OKK), Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), Kesejahteraan Anggota (Kesra), Pelayanan, Hukum dan Politik, Penelitian dan Infokom, serta Hubungan Antar Lembaga.

Testimoni dan Penutup
Di akhir hari pertama, peserta memberikan testimoni positif. Daud Data Mawi, Wakil Ketua Bidang Infokom DPD PPNI Kabupaten Sumba Tengah, menyatakan rasa syukurnya sebagai pengurus baru karena mendapatkan banyak informasi penting. Ketua DPD PPNI Kabupaten Sikka, Yohanes Bosco, mengapresiasi penyelenggaraan ToT yang ia yakini akan berdampak positif bagi pengurus di daerahnya.
Pada hari kedua, testimoni juga datang dari Lidwina Dewiyanti Wea, Ketua DPD PPNI Manggarai. Ia berharap setiap pengurus dapat menjalankan program kerja dengan lebih baik ke depannya.
Saat penutupan, Ketua DPW PPNI NTT kembali menekankan bahwa ToT adalah hak sekaligus kewajiban pengurus. Ia berharap kegiatan ini segera ditindaklanjuti, misalnya dengan menggiatkan kegiatan ilmiah dan memberikan pelayanan gratis atau diskon khusus bagi anggota aktif.
“Kita sama-sama berupaya agar manfaat organisasi PPNI ini bisa dirasakan langsung oleh anggota,” tegasnya. Ia juga mendorong setiap bidang untuk mengimplementasikan minimal satu program kerja per tahun dan turun langsung mendengarkan aspirasi anggota. “Kali ini kita berorientasi ke anggota saja dulu,” pungkasnya sebelum menutup kegiatan secara resmi.
Penulis: Saverinus Suhardin (Infokom DPW PPNI NTT)