ppnintt.org. Dalam upaya untuk terus mendekatkan pelayanan organisasi profesi kepada anggota profesi Dewan pengurus Wilayah (DPW) PPNI NTT, pada hari ini sabtu (20/02/2021) mengelar kegiatan sumpah profesi perawat yang dilaksanakan secara daring/online melalui aplikasi Zoom. Adapun peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah kurang lebih 90 orang, yang berasal dari beberapa kabupaten yang ada di NTT seperti, Alor, Sabu Raijua, Ende, Ngada, Kupang dll. Acara yang dimulai tepat pukul 09.00 Wita (pagi) dipandu langsung oleh Orpa Diana Suek, M.Kep, Sp.An ( Wakil Ketua Bidang Pelayanan) atau yang biasa disapa Ibu diana sebagai MC, dihadiri pula oleh 3 orang perwakilan tokoh agama yaitu Agama Katolik, Kristen Protestan dan Muslim.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars PPNI dilanjutkan dengan pengambilan Sumpah perawat yang dipimpin langsung oleh pimpinan sidang yang juga merupakan ketua DPW PPNI NTT yaitu Aemilianus Mau, S.Kep, Ns, M.Kep. Pengambilan sumpah perawat yang berdurasi kurang lebih 10 menit ini dikiuti dengan penuh hikmat oleh seluruh perawat yang hadir diruang pertemuan Zoom. Setelah pengambilan sumpah profesi oleh ketua DPW PPNI NTT acara kemudian dilanjutkan dengan pengukuh sumpah profesi oleh masing tokoh agama. Selama proses pengambilan sumpah dan pengukuhan sumpah semua peserta diwajib untuk berdiri dan mengucapkan setiap lafal sumpah yang dibacakan oleh Pimpinan sidang.
Dalam sambutan singkatnya setelah acara pengambilan sumpah dan pengukuhan sumpah, ketua DPW PPNI NTT: Aemilianus Mau, S.Kep, Ns, M.Kep atau yang biasa disapa Pak Willy Kembali mengingatkan kepada semua peserta yang hadir untuk melaksanakan pelayanan keperawatan kepada masyarakat harus tetap berpegang teguh pada kode etik dan regulasi yang ada. Karena menurutnya perawat adalah salah satu profesi yang sangat beresiko tinggi dan selalu bersingungan dengan persoalan Hukum,
“Lakukan praktek keperawatan sesuai dengan area kompetensi kita, jangan melakukan pekerjaan atau asuhan profesi lain tapi lakukan Asuhan Keperawatan…. Karena ujung-ujungnya kita juga yang akan memikul beban ganda termasuk menanggung resiko hukum yang terjadi.. maka jangan melakukan pekerjaan yang keluar dari area kita kerena itu tidak sesuai regulasi…!!!”,
Ketua DPW PPNI NTT juga mengingatkan dan menghimbau perawat untuk paham hukum dan melek hukum juga mengajak perawat untuk mau memenuhi kewajibannya tidak hanya menuntut pemenuhan hak saja. Salah satu kewajiban yang yang harus dilakukan oleh perawat adalah wajib menjadi anggota profesi, karena menurutnya hal ini juga merupakan salah satu amanat dari regulasi yang ada di Indonesia. Menurutnya lagi beliau berdasarkan data yang dimiliki oleh PPNI NTT, jumlah perawat NTT yang terdaftar disistem cukup banyak yaitu kurang lebih 13.000 orang lebih namun yang mempunyai kesadaran untuk memenuhi kewajiban dengan membayar iuran tahunan sangat minim presentasinya disetiap kabupaten kota Khususnya pada tahun 2020, yaitu hanya sekitar 30 % saja dari jumlah keseluruhan perawat NTT.
Pada bagian akhir sambutannya belum tidak lupa memberikan apreasi yang tinggi kepada perawat atas apa yang telah dilakukan dalam memberikan pelayanan khsususnya dalam masa-masa pandemi saat ini, beliau juga mengajak dan mengingatkan perawat atau peserta sumpah untuk menjadikan lafal sumpah perawat sebagai sumber inspirasi dalam memberikan pelayanan keperawatan, karena menurutnya dalam lafal naskah sumpah terkandung landasan moral praktik keperawatan yang sangat tinggi. Ia selanjutkan mencontohkan pada point pertama lafal sumpah menyebutkan bahwa perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada harus tanpa diskriminasi,
“yang pertama saya tekankan disini….. memberikan pelayanan kepada klien tanpa diskriminasi..ya..!! saya Kira teman-teman sudah melaksanakan dengan baik, dan ini saya salut dan saya angkat jempol…terutama dalam masa-masa pandemi ini ..Kita tidak bisa mengikuti kehendak siapapun..termasuk dengan pejabat yang meminta pelayanan itu lebih dari orang lain, karena didalam pelayanan kita hanya mengenal yang Namanya ‘..Pasien..’ tidak ada lagi label lainnya. Pasien siapapun dia kita tidak bisa melihat dia agamanya apa..?, jabatannya apa? Tidak bisa…!!.”
Saat pelaksaanan acara angkat sumpah beberapa kabupaten dan kota yang diguyur hujan lebat membuat beberapa peserta yang mengikuti kegiatan mengalami beberapa kendala diantara mengalami gangguan koneksi internet sehingga mengakibatkan ada beberapa peserta yang tidak dapat mengikuti kegiatan secara keseluruhan, namun hal ini tidak lantas membatalkan beberapa peserta tersebut tidak diberikan naskah sumpah karena panitia mempunyai kebijakan bahwa setiap peserta yang tidak dapat mengikuti kegiatan secara keseluruhan karena masalah gangguan koneksi cukup mengirim screen shoot saat gangguan terjadi kepada panitia dan peserta tersebut akan tetap diakomodir kepentingannya, hal ini dijelaskan langsung oleh ketua panitia yang juga sekretaris DPW PPNI NTT Ns, Kori Limbong, S.Kep, Ns, M.Kep saat sebelum acara dibuka oleh MC.
Acara sumpah secara daring ini berlangsung kurang lebih selama 2 jam yaitu mulai pukul 09.00 wita sampai dengan 11.00 wita. Diakhir acara ketua panitia dan ketua DPW Kembali menghimbau dan mengigatkan kepada peserta untuk menginformasikan ke semua sejawat di NTT bahwa kegiatan angkat sumpah ini masih akan berlanjut ke tahap II, jika masih ada perawat yang belum bersekempatan mengikuti di tahap 1 dapat mengikuti kegiatan yang sama di tahap kedua, yang waktu pelaksanaanya akan disampaikan kemudian.
#ppniNTT2021*LWR